Minyakita di Majalengka masih Langka, Kalau Pun Ada, Harganya Mahal

Minyakita langka di Majalengka
LANGKA DAN MAHAL. Produk minyak goreng program Minyak Goreng Kemasan Rakyat (MGKR) Minyakita langka di pasaran Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Kalau pun ada, harganya mahal. FOTO: HASANUDIN/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Minyak goreng kemasan “Minyakita” hampir sebulan sulit ditemukan di pasar tradisional ataupun pasar modern di Majalengka.
Padahal, keberadaan Minyakita sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, sampai sekarang kondisinya masih jarang ditemukan di Kabupaten Majalengka.
Kalau pun ada beberapa yang masih tersisa, namun harga Minyakita lebih mahal Rp1.000 dibanding harga sebelumnya yang hanya Rp14.000 per kantong.
Sebelumnya, menurut sejumlah ibu rumah tangga, minyak goreng kemasan tersebut menjadi pilihan karena dianggap lebih higienis serta praktis dan harganya murah. Setiap kilogramnya hanya Rp14.000.
Ketika membeli ke toko, mereka tidak perlu menimbang, cukup dengan mengambilnya. Di rumah, minyak terkadang tidak perlu wadah botol atau wadah lainnya, berbeda dengan minyak curah yang perlu tepat penyimpanan karena khawatir tumpah.
Ibu rumah tangga, bernama Empat mengatakan, kembali menggunakan minyak curah untuk menggoreng makanan di rumahnya karena di toko langganannya sudah lama tidak tersedia. Pedagang menyebutkan sudah tidak ada kiriman lagi.
“Tadinya pakai Minyakita karena harganya murah dan praktis. Kalau merek lain, harganya mahal,” ujar Empat.
Hal yang sama juga disampaikan Herni, ibu rumah tangga lainnya yang juga pedagang aneka masakan keliling. Baginya, minyak goreng Minyakita dipilih untuk memasak karena murah sehingga bisa menghemat belanja.
“Minyak goreng kemasan lain itu mahal,” katanya.
Harga minyak goreng kemasan dengan merek lain mencapai Rp35.000 hingga Rp38.000 per liter, harga saat diskonpun paling murah hanya Rp33.700 per isi liter.
Inah pemilik warung kelontong mengatakan sudah lama tidak mendapat pasokan dari distributor. Dia sudah berusaha memesan kepada langganannya namun tidak kunjung dikirim padahal pesanan barang lainnya tersedia.
“Saya biasanya dapat pasokan dari distributor Cirebon, sekarang mah katanya langka lagi,” kata Inah yang mengaku telah memesan ke grosir yang biasa mengisi barang-barang dagangan ke warungnya namun juga tidak tersedia.
Menurutnya, ketika terjadi kelangkaan barang, biasanya harga akan mengalami kenaikan. Jadi dia menduga kelangkaan yang terjadi pada minyak goreng inipun dimungkinkan untuk mencari cara menaikkan harga.

0 Komentar