RAKCER.ID, CIREBON – Kader PDIP di Kabupaten Cirebon, banyak yang bergabung dengan NasDem. Itu diketahui berdasarkan data Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) yang didaftarkan parpol ke KPU.
Salah satunya, seperti H Moch Carkim, Ismail dan Rini. Ketiganya dikenal sebagai kader totok PDIP. Pernah berjuang membesarkan partai berlambang kepala banteng moncong putih. Namun ternyata, pada kontestasi Pileg 2024, mereka pindah haluan. Memilih keluar dari kandang banteng.
Menariknya, budalnya kader banteng itu, malah bersarang ke partai yang saat ini digadang-gadang bakal menjadi rival di gelaran Pilpres 2024 nanti. Partai NasDem. Melihat fenomena kepindahan kader partai PDIP, ke NasDem, Pemerhati Politik Cirebon Raya, Sutan Aji Nugraha sebagai hal lumrah menjelang kontestasi.
Baca Juga:Lewat Co-Firing, 40 PLTU PLN Grup Mampu Turunkan Emisi Hingga 429 Ribu Ton CO2Diduga Ada Jual Beli Kursi di PPDB SMAN 1 Sumber
Menurut Sutan, fenomena itu bisa dilihat dari berbagai sisi. Misalnya ketika dilihat dari kacamata organisasi, bisa jadi NasDem memberikan ruang kesempatan yang lebih menjanjikan. “Sektor politiknya, dia (kontestan,red) bisa berimprovisasi, lebih merdeka dibandingkan dengan parpol sebelumnya,” kata penulis buku Bunga Rampai Seorang Idiolog.
Kemudian lanjut, Sutan manakala dilihat dari segi individu, itu menjadi hak politiknya dalam menentukan pilihan. Tapi, ketika dilihat dari kacamata idiologi, dimana PDIP sebagai parpol idiologis, tentu kepindahan kader militan, menjadi hal yang cukup mengkhawatirkan. Miris.
“Kenapa bisa terjadi? Sebagai kader partai, sebut saja seperti PDIP, berarti dia tidak menjaga idiologi partainya sejak dari awal,” katanya.
Harusnya, ketika partai menerapkan disiplin idiologinya, dia (kader,red) secara individu tidak menerima ketika muncul pinangan partai lain. Disinggung apakah dampaknya signifikan terhadap torehan di 2024 nanti? Sutan tidak bisa berspekulasi. “Kita bisa ujinya nanti pada saat 2024 pada saat pemilu,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPD NasDem Kabupaten Cirebon, Asep Zaenudin Budiman mengaku pihaknya tidak alergi dengan kandidat Bacaleg yang sebelumnya merupakan kader partai lain.
Yang terpenting, ketika sudah bergabung dengan NasDem, komitmennya membesarkan NasDem. Mengingat, di 2024 nanti, NasDem menginginkan untuk bisa merebut kursi pimpinan DPRD. Makanya, Bacaleg potensial dari partai manapun yang tidak terakomodir dipinangnya, untuk bergabung dengan NasDem. “Kita ingin merebut kursi pimpinan (DPRD,red). Minimalnya, kita bisa meraih 10 kursi,” kata Asep.