SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Organisasi Internasional dari Belgia Datangi Kesunean Selatan, Kota Cirebon, Ternyata Hanya Urusan Sampah

BERKELANJUTAN. ACR+, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya berkelanjutan berkunjung ke RW 09 Kesunean Selatan, Kota Cirebon, pekan lalu.  FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON
BERKELANJUTAN. ACR+, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya berkelanjutan berkunjung ke RW 09 Kesunean Selatan, Kota Cirebon, pekan lalu.  FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON

RAKCER.ID – ACR+, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya berkelanjutan berkunjung ke RW 09 Kesunean Selatan, Kota Cirebon, pekan lalu.

Environmental Program Manager ACR+, Danko Aleksic menjelaskan,  ACR+ merupakan jaringan internasional kota dan kawasan yang bermarkas di Brussel, Belgia.

Organisasi ini berkepentingan membuka jejaring dengan NGO, institusi pendidikan, konsultan maupun organisasi swasta lainnya. Tujuan membentuk kerja bersama dalam pengelolaan sumber daya berkelanjutan menjadi sumber ekonomi.

Baca JugaKampanye Pilkades Berlangsung Aman, 64 Desa Siap Gelar PemilihanLakukan 7 Tips Make Up Flawless Ini untuk Membuat Riasan Menjadi Lebih Sempurna!

ACR+ merupakan mitra kerja program Climate Resilient and Inclusive Cities (CRIC) yang didanai Uni Eropa. Kota Cirebon jadi salah satu yang diasesment. Salah satu lokusnya RW 09 Kesunean Selatan.

“Saya datang untuk melihat pengelolaan sumber daya berkelanjutan di sini. Walau banyak persoalan, tapi dengan kerja bersama saya yakin akan ditemukan solusi,” kata Danko.

Baca JugaYuk Simak 5 Barang yang Wajib Kamu Bawa Saat Mudik Naik BusHal Menarik Mengenal Tentang Game, Simak Yuk

Salah satu persoalan serius yang ditemukan Danko dalam kunjungannya ke Kota Cirebon ialah kesadaran lingkungan masyarakat yang tergolong rendah. Dia menyadari, persoalan ini tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Sementara itu, Ketua RW 09 Kesunean Selatan, Pepep Nurhadi menjelaskan, prinsip pengelolaan sumber daya berkelanjutan sudah diterapkan di kampungnya sejak lama. Misalnya pemanfataan sampah.

Di RW 09 Kesunean Selatan, sampah dipilah dua, organik dan non organik. Sampah organik dijadikan kompos. Sedangkan sampah non organik sejenis kertas, plastik kemasan, kardus, botol hingga kantong kresek dikreasi menjadi kerajinan.

Baca JugaForum Umat Islam Ciayumajakuning Kutuk Rasmus Paludan, Si Pembakar Al QuranAkademisi Pengkajian Islam Dunia Bertemu di AICIS 2023, 10 Sub Tema Fiqh Dibahas Tuntas

Demi kegiatan aktivitas tersebut, RW 09 Kesunean Selatan punya bank sampah, dua gudang sampah dan satu rumah produksi. “Tujuannya untuk mengajak masyarakat menjaga kelestarian lingkungan kampung,” jelas Pepep.

Terbukti, dengan mengelola sampah, warga kampung jadi punya tambahan pengehasilan. Melalui bank sampah, warga setor sampah, ditimbang, lalu uangnya ditabung. Jika sudah banyak, uang bisa diambik untuk kebutuhan biaya sekolah anak.

Selain itu, kawasan hutan mangrove di RW 09 Kesunean Selatan menjadi satu-satunya yang masih rimbun se Kota Cirebon. Pengurus RW bersama warga setempat bahu membahu menjaga hutan mangrove dari penebang liar dan pemburu biota.

Baca JugaKomisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Dorong Data Kemiskinan Diupdate, yang Sudah Kaya Coret SajaLegislator Hanura Keluarkan Dana Pribadi Perbaiki Jalan Rusak di Wilayah Selatan

“Ini di kami ini satu-satunya hutan mangrove yang masih ada. Kalau di RW lain sudah ditebang,” kata Pepep.

Kirim Komentar