RAKCER.ID – Perayaan Harlah 1 Abad NU tingkat Kabupaten Majalengka berlangsung meriah dan sukses. Kegiatan besar dan baru pertama dalam sejarah NU Majalengka itu menyuguhkan lima agenda besar.
Perayaan harlah 1 Abad NU diisi kirab merah putih, resepsi harlah, panggung rakyat, tawasul tahlil serta Majalengka bermunajat (tausiyah dan istighosah).
Rangkaian perayaan harlah 1 Abad NU juga menghadirkan salah seorang Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muhammad Mustofa Aqil Siroj.
Baca JugaCara Unik Warga Kota Cirebon Menghormati Bendera Merah Putih Jadi SorotanPKB Kota Cirebon Uji Kelayakan 45 Bacaleg, Pastikan yang Diusung Siap Tarung
Selain mengisi tausiyah dan doa dalam acara tersebut, ada sesuatu yang menarik dari pernyataan tokoh nasional tersebut.
Mustofa Aqil Siroj Sebut PPP dan PKB di Perayaan Harlah 1 Abad NU
Pengasuh Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon Jawa Barat ini dalam sambutanya itu menyentil partai politik (parpol) yang lahir dari rahim NU.
Baca JugaPartai Lain Ramai-ramai Gaet Artis, Golkar Kabupaten Cirebon Malah Gak Tertarik, Ini AlasannyaKesulitan Berbicara Didepan Umum? Sering Terlihat Gugup Pada Saat Presentasi? 5 Cara Dasar Public Speaking yang Wajib Anda Tahu
“Fakta sejarah telah mencatat, bahwa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan partai yang lahir dari rahim NU,” ujarnya.
“Maka kedua parpol ini harus akur dan tak boleh saling memusuhi, apalagi saling menjatuhkan,” ujar alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri itu dalam sambutannya, beberapa waktu lalu.
Menurut adik kandung dari mantan Ketua Umum PBNU Periode 2010-2022, Prof DR KH Said Aqil Sirodj ini, PPP yang lahir 5 Januari 1973 itu.
Baca JugaIAIN Cirebon Asesmen Calon Kabag Umum dan Layanan AkademikTim Tanggap Bencana KPI Dilatih Komandan Kodim 0616
PPP merupakan fusi atau penyederhanaan dari empat partai keagamaan yang terdiri dari Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan Parmusi.
“Penggabungan empat partai keagamaan ini menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia dalam menghadapi pemilu Orde Baru tahun 1973,” kata Kang Muh, sapaan ketika ditanya wartawan usai sambutan kegiatan tersebut.
Bahkan logo atau lambang PPP itu dibuat oleh salah seorang pendiri NU bernama KH Bisri Syamsuri. Beliau melakukan istikharah kepada Allah SWT dan munculah lambang kabah.
Baca JugaDPRD Majalengka Kirim Tim Pansus Raperda Pengelolaan Sampah ke PerusahaanAlasan Lucky Hakim Mundur dari Kursi Wabup Indramayu, Berseteru dengan Bupati Nina?
Namun ternyata lambang itu mendapatkan penolakan keras dari Presiden Soeharto kala itu dan mengancam akan membubarkan seluruh partai Islam tersebut.
Tapi para ulama dan kyai saat itu tetap bersikukuh, hingga akhirnya tetap berlambang kabah hingga saat ini.