RAKCER.ID – Untuk menjaga cashflow kas daerah, di tengah kewajiban bayar yang harus ditunaikan, Pemkot Cirebon memutuskan untuk meminta bantuan kepada perbankan dengan mengajukan pinjaman.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Drs H Agus Mulyadi MSi menyampaikan, sebagaimana kebijakan yang sudah disetujui walikota, terkait dengan kebutuhan anggaran, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan persyaratan-persyaratan adiministrasi yang diperlukan.
“Insya Allah, untuk bisa menjaga dan mempercapat kas, proses penyiapan syarat administrasi yang disyaratkan oleh BJB sedang dilakukan. Mudah-mudahan cepat,” ungkap Agus kepada Rakyat Cirebon, Selasa 28 Februari 2023.
Baca Juga:Ditagih Kontraktor, Pemkot Cirebon Akhirnya Pinjam Dana Rp25 Miliar ke BJBHarapan Walikota Cirebon di Momen Hari Jadi ke-65 PAM-TGN: Tekan Kebocoran!
Tidak jauh berbeda dengan pengajuan pinjaman sektor swasta, lanjut Agus, beberapa berkas yang dipersyaratkan pun tidak jauh dari berkas permohonan dan beberapa pelengkapnya.
“Saya berikan deadline akhir Februari selesai. Kita bisa ajukan pinjaman di awal Maret,” lanjut Agus.
Setelah berkas permohonan masuk, maka sesuai dengan ketentuan, pihak perbankan akan memproses. Dan dalam jangka waktu paling lambat 14 hari, sudah ada realisasi yang diberikan.
“14 hari. BJB maksimal sudah bisa merealisasikan. Angkanya 25 miliar,” jelas Agus.
Mengenai tenor dari pengajuan pinjaman senilai Rp25 miliar sendiri, ditambahkan Agus, setelah mempelajari dan berkonsultasi dengan pihak perbankan, pemkot mengambil tenor yang tidak lebih dari satu tahun, untuk menghindari pembengkakan bunga pinjamannya.
Untuk anggaran sendiri, sebetulnya kebutuhan bisa terpenuhi oleh kas di bulan Juni. Namun karena mendesak, maka saat ini, dana talang dihadirkan dengan mekanisme pinjaman ke perbankan.
Dengan pengajuan yang akan dilayangkan, dimana persyaratannya sedang disiapkan dan dipercepat, diharapkan segera direspons oleh pihak BJB. Sehingga kebutuhan anggaran ini bisa mulai diunduh pada bulan Maret mendatang. Terlebih pada Maret nanti, walikota punya janji terhadap para kontraktor tunda bayar.
“Kita harapkan November selesai. Jadi tenor hanya 6 sampai 7 bulan saja. Akhir tahun, pokok dan bunganya selesai. Kalau satu tahun itu, bunganya sekitar 9 persen. Maka jika 6 bulan, bisa sampai 4,5 persen lah. Sebetulnya uang ada, tapi nanti Juni. Jadi ini adalah talangan saja, tapi berbunga,” kata Agus. (*)