JAKARTA, RAKCER.ID – Akademisi Rocky Gerung mengungkapkan bahwa ia enggan mendengarkan pidato kenegaraan terakhir yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sidang Tahunan MPR RI, Jumat (16/8) kemarin.
Rocky berpendapat bahwa pidato kenegaraan Presiden Jokowi tidak layak untuk didengarkan. Menurutnya, mantan Wali Kota Solo tersebut adalah seorang pengkhianat negara.
Pernyataan ini disampaikan oleh Rocky saat menghadiri acara bedah buku *Merahnya Ajaran Bung Karno* di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Banten.
Baca Juga:Jenis Lomba Ibu-Ibu yang Menarik Perhatian Bapak-Bapak di Kampung, Dijamin Seru Abis!MU Rela Menggelontorkan 2 Triliun Rupiah Lebih Demi Rekrut 4 Pemain di Bursa Transfer Pemain Musim Panas 2024
“Saya ditanya, apa pendapat Pak Rocky tentang pidato kenegaraan Presiden Jokowi? Saya jawab, saya tidak mau mendengar pidato dari seseorang yang telah mengkhianati negara. Itu adalah dasar pemikiran saya,” ujar Rocky.
Selain itu, Rocky juga menuduh Jokowi telah melanggar seluruh etika dan moral dalam berpolitik. Oleh karena itu, menurut Rocky, pidato terakhir Jokowi tidak layak untuk didengarkan.
Sebelumnya, Jokowi menyoroti berbagai pencapaian dalam beberapa bidang dalam pidato terakhirnya.
Ia juga menyampaikan keberhasilannya dalam merumuskan Undang-undang IKN, Ciptakerja, Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), hingga Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang baru.
Jokowi juga mengklaim telah sukses membangun Indonesia dengan tidak lagi terpusat hanya di Pulau Jawa.
Poin-Poin Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi
Presiden Jokowi Meminta Maaf
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan selama masa jabatannya yang dimulai sejak tahun 2014.
Ia menegaskan bahwa dirinya telah berusaha sebaik mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa, meskipun menyadari bahwa hasil kerjanya tidak dapat memuaskan semua pihak.
Baca Juga:Cara Lomba Estafet Karet yang Unik dan Anti Ribet sehingga Bisa Bikin Tim Kalian MenangAtlet Indonesia Peraih Emas Pertama Olimpiade Paris 2024Â Veddriq Leonardo Beri Pesan ke Pemerintah
Jokowi juga menyatakan bahwa tugas sebagai presiden dan wakil presiden merupakan tanggung jawab yang sangat berat, dan ia telah menyadari hal tersebut sejak hari pertama menjabat.
“Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin memohon maaf. Kami mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum terpenuhi, dan untuk setiap cita-cita yang mungkin belum tercapai. Sekali lagi, kami mohon maaf,” ungkap Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR di Jakarta, Jumat (16/8).