Standar Tinggi Shintaeyong dan Pengaruhnya Buat Sepakbola Indonesia 

Standar Tinggi Shintaeyong dan Pengaruhnya Buat Sepakbola Indonesia 
Shintaeyong. Foto: Pinterest/Rakcer.id
0 Komentar

CIREBON,RAKCER.ID- Levelnya Piala Dunia menjadi citra Shintaeyong ketika ia pertama kali menginjakkan kakinya ke Indonesia, ditunjuk sebagai pelatih harapan besar masyarakat Indonesia langsung menyatakan dia meski dipecat oleh KFA tapi reputasi Shintaeyong di kancah internasional masih kurang 

Terutama karena ia pelatih yang pernah menaklukkan Jerman di Piala Dunia 2018, Jerman yang kala itu juara bertahan tak mampu menciptakan 1 gol ke gawang timnas Korea Selatan. Harapan masyarakat Indonesia dijawab standar Tinggi oleh Shintaeyong standar itu ia diterapkan di timnas Indonesia karena para pemain banyak sekali yang tak memenuhi standarnya STY menyunanat satu generasi untuk membentuk generasi tim nasional yang baru

Shintaeyong ingin pemain yang masuk timnas nasional adalah yang berpengalaman dan memiliki jam terbang d level club, ia pun kesulitan mencari pemain depan yang sangat tajam selagi menyerang.

Baca Juga:Kisah Zulfiandi Mantan Gelandang Timnas Indonesia yang Pensiun Untuk Merawat Sang Ibu3 Penjaga Gawang Milik Madura United Resmi Dilepas dari Klub

Menurutnya Indonesia kehabisan penyerang tajam karena club club di Indonesia dan lebih mengandalkan mengandalkan striker asing bukan striker lokal fisik juga menjadi perhatian Shintaeyong soal ini pelatih fisik timnas Sofi Imam Faisal bercerita bahwa pemain yang ingin masuk timnas mesti bisa beraktivitas fisik selama 2×45 menit,tidak hanya itu seorang pemain juga harus dapat berlari sampai 13km demi memenuhi standar itu seorang pemain wajib memiliki angka vo dua max minimal 60 vo dua max adalah acuan jumlah oksigen maksimum yang dapat manusia gunakan selama berolahraga.

Standar tinggi yang diterapkan tak selamanya mempermudah Shintaeyong alih-alih justru temannya tak banyak pemain lokal yang dapat memenuhi standar Shintaeyong, pemain lokal yang dimaksud adalah pemain yang bermain di liga 1 Indonesia oleh karena itu ia memutuskan untuk blusukan jika Indra Syafri blusukan ke desa-desa terpencil di Indonesia

Shintaeyong blusukan ke luar negeri dibantu PSSI sang pelatih mencari pemain diaspora yang dapat memenuhi standarnya kitapun akhirnya melihat pemain seperti Ivar Jenner, Justin Hubner, Tom Haye, Ragnar Oratmangoen, Rafael Struik, Nathan Tjoe-A-On, Sandy Walsh, Jordi Amat, Shaypattynama serta Calvin Verdonk membela Timnas Indonesia. Kalau dilihat dari sudut pandang Tommy Welly ini seperti Shintaeyong malas mencari pemain di klub klub liga 1 namun sulit mencari pemain di klub lokal yang sesuai standarnya bukan berarti tidak ada.

0 Komentar