Tahun Politik Bikin Inflasi Tinggi di Ciayumajakuning, Bank Indonesia Cirebon Bongkar Pemicunya

Tahun politik berpotensi picu inflasi tinggi
PENJELASAN. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon, Hestu Wibowo memperkirakan inflasi tinggi di Ciayumajakuning bakal terjadi di tahun politik. FOTO: SUWANDI/RAKYAT CIREBON
0 Komentar

RAKCER.ID – Meski puncaknya pada tahun 2024 mendatang, tetapi aura tahun politik di level nasional maupun daerah, termasuk Ciayumajakuning sudah mulai terlihat. Dan tahun politik ini sangat berpotensi memicu inflasi tinggi.
Penegasan bahwa tahun politik berpotensi memicu inflasi tinggi, terutama di Ciayumajakuning disampaikan langsung Kepala Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon, Hestu Wibowo.
Hestu memperkirakan, inflasi tinggi di tahun politik, bakal terjadi di Ciayumajakuning. Peningkatan permintaan alat peraga kampanye bakal jadi pemicunya.
“Peningkatan kegiatan politik pada saat pemilu itu membawa dampak positif ya. Apalagi dengan peningkatan pengadaam banner, kaos, poster dan atribut partai masing-masing ya,” ujar Hestu kepada Rakyat Cirebon, Kamis 26 Januari 2023.
Sebagai acuan, realisasi inflasi di Kota Cirebon sebesar 4,86 persen (yoy) pada tahun 2022. Realisasi ini merupakan yang terendah di antara tujuh kota/kabupaten IHK Jawa Barat lainnya.
Menurut Hestu, meningkatnya aktivitas politik sebetulnya memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Sebab belanja konsumtif bakal meningkat pula. Perputaran uang pun terjadi.
“Ini juga memberikan dampak positif yang tentunya meningkatkan konsumsi yang sebetulnya sangat positif bagi perekonomian,” katanya.
Potensi inflasi tinggi bisa terjadi pada dua pola. Pertama jika permintaan barang tinggi sementara ketersediaan stag dan kedua permintaan barang tetap sementara ketersediaan menurun.
Hestu mengatakan, inflasi pada tahun politik cenderung mengikuti pola pertama. Yakni besarnya kebutuhan penunjang aktivitas politik yang belum tentu diikuti ketersediaan secara memadai.
Akhirnya terjadi kenaikan harga. “Tapi ini juga berpotensi meningkatkan inflasi juga. Kita amati tahun politik pemilu ini memberikan tekanan kepada inflasi,” tambah Hestu.
Dijelaskannya, inflasi pada tahun politik dinilai bukan hal menghawatirkan. Sebab hanya terjadi secara sementara. “Yang walaupun sebenarnya temporary pada saat pemilu memang terjadi peningkatan konsumsi,” paparnya.
Pada periode setelah tahun politik berlalu, angka inflasi kembali pada posisi normal. Pengaruh inflasi bakal murni dipengaruhi pada fluktuasi harga pasar.
“Sehingga pada periode selanjutnya itu sudah normal lagi. Begitu juga pada 2024 pada saat pemilu kalau kita melihat akan terjadi hal yang sama,” jelasnya.

0 Komentar