CIREBON, RAKCER.ID – Iklim investasi di Kabupaten Cirebon mengalami kelesuan. Para investor, lebih memilih bertiarap terlebih dulu. Wajar. Karena sekarang berada ditahun politik. Dan itu, terjadi bukan hanya di Cirebon saja. Hampir merata disetiap daerah.
Hal itu, disampaikan Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon, R Hasan Basori. Menurutnya, hambatan pengembangan investasi di semua wilayah sebetulnya hampir sama. Persoalan kondusifitas wilayah menjadi salah satu faktor yang harus dipertimbangkan. Apalagi saat ini, sedang menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg).
Tentunya, investor lebih menahan diri untuk menanamkan modalnya, termasuk di Kabupaten Cirebon. Kemungkinannya, setelah muncul siapa presidennya, investor baru akan mengambil sikap.
Baca Juga:DPRD Kabupaten Cirebon Soroti Serius Atap Ambruk SMPN 2 GregedMusim Hujan Waspada Banjir, Pentingnya Normalisasi Sungai dan Pembangunan Embung
“Namanya investor kan butuh kondusifitas wilayah. Jaminan keamanan juga salah satu faktor yang harus diperhitungkan. Tapi saya yakin, setelah selesai Pilpres, investasi akan kembali normal,” katanya.
Kemudian pertumbuhan investasi tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi. Dia mencontohkan, beberapa wilayah masih saja mengalami angka kemiskinan tinggi, padahal nilai investasinya sangat tinggi.
Dengan begitu, meskipun realisasi investasinya tinggi, tapi persoalan sosial seperti stunting dan persoalan lainnya masih tetap tinggi. Pemkab Cirebon sendiri tutur politisi PKB, aat ini sedang berupaya memecahkan semua persoalan tersebut. Beberapa perusahaan yang sifatnya padat karya, sudah berjalan.
“Jadi, bisa menyerap banyak lapangan pekerjaan. Otomatis angka pengangguran akan semakin bisa ditekan,” jelasnya.
Kang Hasan–begitu akrab disapa menambahkan, masalah RTRW juga salah satu kendala utama. Hal itu karena penetapan LSD belum terakomodir dalam RTRW. Selain itu, semua investor perlu kemudahan dan percepatan perizinan. Dia mengakui, kondisi sekarang itu alur perizinan masih membingungkan.
Intinya, disebut mudah tapi sulit. Tapi disebut cepat ternyata lambat, dan biayanya murah tapi kenyatannya mahal. “Harapannya sih bagaimana menciptakan investasi yang berkualitas,” katanya.
Artinya, dengan banyaknya perusahaan di Kabupaten Cirebon, bisa mendongkrak semua sendi sendi kehidupan masyarakat. “Dari mulai masalah sosial, kesehatan dan pendidikan, harus ikut terangkat dan bisa lebih baik lagi,” pungkasnya. (zen)