Tanggul Sungai yang Kritis Tersebar di 7 Titik, Waswas Terjadi Longsor Susulan

tanggul sungai
MENINJAU. Plt Camat Sukagumiwang bersama pemdes meninjau salah satu dari tujuh titik tanggul sungai yang kritis. Foto: Tardiarto Azza/rakcer.id
0 Komentar

INDRAMAYU-Tanggul sungai yang semakin kritis di wilayah Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu tersebar di 7 titik. Sampai saat ini belum terlihat adanya tindak lanjut penanganan dari pihak terkait. Bahkan, kondisinya semakin kritis.

Seperti diketahui, wilayah Kecamatan Sukagumiwang dialiri oleh dua sungai. Yaitu Sungai Cimanuk yang berbatasan dengan Kecamatan Tukdana dan Kecamatan Bangodua. Serta aliran Sungai Sindu Praja yang membelah Kecamatan Sukagumiwang.

Sedangkan kondisi kritis terdapat pada tanggul Sungai Cimanuk yang tersebar di hampir tujuh titik. Yakni di Desa Cibeber, Desa Gunungsari, Desa Sukagumiwang, Desa Gedangan, dan Desa Tersana.”Tanggul di Desa Cibeber kondisinya tergerus aliran sungai,” jelas Plt Camat Sukagumiwang, Dadang Supriatna, Jumat (10/3/2023).

Baca Juga:Alat Pengukur Gelombang Hilang Sejak Januari 2023, Diduga Tersangkut Jaring NelayanBupati Indramayu Dianugerahi Satya Lencana, Percepat Produksi Padi 1,8 Juta Ton

Selain di Desa Cibeber, kondisi tanggul kritis juga berada di Desa Gunungsari yang mengakibatkan jarak bibir sungai dengan pemukiman penduduk hanya berjarak 2 meter dengan kedalaman sungai sekitar 10 meter.

Bahkan tampak bangunan paku bumi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan aliran sungai dalam kondisi rusak akibat kuatnya arus sungai. Terhadap kondisi itu pihaknya telah melaporkan keadaan tersebut ke BPBD Kabupaten Indramayu. Beradasarkan informasi, BPBD telah melaksanakan rapat koordinasi dengan mengundang pihak BBWS maupun stakeholder terkait.

Menurutnya, rapat koordinasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait tersebut merupakan jalan panjang. Hal ini karena berkaitan dengan proses usulan, penganggaran, dan lain-lainnya.

“Namun yang harus segera diantisipasi adalah bagaimana membuat penahan sementara agar tidak terjadi longsor susulan yang mengakibatkan kondisi tanggul lebih parah,” ujar dia.

Sementara itu, masyarakat sudah lama melaporkan kondisi tanggul tersebut. Kabarnya sejak tahun 2021 lalu saat terjadi banjir parah di Kecamatan Sukagumiwang. Namun sampai dengan saat ini belum ada tindak lanjut.

Oleh karena itu diharapkannya, terhadap kondisi tanggul tersebut perlu adanya kejelasan dari pihak terkait. Baik tentang cara penanggulangan tanggul kritis serta adanya kegiatan penyelamatan tanggul sementara oleh instansi terkait.

“Semoga saja pihak terkait memberikan kejelasan mengenai penanggulangan tanggul kritis ini dan melaksanakan penyelamatan tanggul sementara, karena dari pemcam dan pemdes belum dapat mengakomodasikan untuk perbaikan tanggul,” ungkap Dadang.

0 Komentar