Tersisa 100 Ton, Petani Indramayu Tolak Beras Impor

beras impor
TANAM. Masa tanam musim rendeng masih berlangsung di Indramayu ditengah wacana beras impor. Foto: Tardiarto Azza/Rakyat Cirebon
0 Komentar

INDRAMAYU-Petani menolak rencana beras impor masuk ke wilayah Indramayu. Beras impor dinilai akan mengganggu produksi padi. Perekonomian masyarakat juga akan terganggu. Pernyataan itu disampaikan para petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu.
“Kami menolak beras impor. Apalagi kalau sampai masuk Indramayu,’’ tegas Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang kepada Rakyat Cirebon, Rabu (25/1/2023). Dia menyampaikan, Kabupaten Indramayu merupakan daerah penyuplai beras untuk Jawa Barat bahkan Indonesia. Produksi beras yang dihasilkan para petani Indramayu selama ini selalu surplus.
Namun akhir-akhir ini muncul kabar adanya rencana masuknya beras impor di daerah yang menjadi lumbung pangan nasional ini. Meski Bulog berdalih beras impor hanya untuk cadangan pangan, pihaknya tetap tidak setuju beras impor masuk Indramayu.
“Masuknya beras impor biasanya akan memberi dampak psikologis berupa jatuhnya harga gabah petani,” ungkap dia. Menurut Sutatang, tengkulak yang membeli gabah dari petani akan menawar gabah dengan harga rendah. Karena beralasan ada beras impor.
Akibat rendahnya harga gabah secara otomatis akan merugikan petani. Terlebih untuk kebutuhan produksinya harus mengeluarkan biaya yang terbilang sangat tinggi. Sementara itu, lanjut Sutatang, sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu akan mulai melakukan panen rendeng pada awal Maret 2023.
Di masa panen rendeng, petani biasanya akan tetap menjual gabahnya meski dengan harga rendah. Karena butuh biaya untuk musim tanam gadu. Sebelumnya, Kepala Bulog Cabang Indramayu, Dandy Arianto menyatakan, sampai saat ini pihaknya masih mempertimbangkan untuk mendatangkan beras impor ke Indramayu.
“Masuk tidak masuk beras impor itu sebenarnya tergantung kebutuhan,” kata dia. Adapun stok beras yang ada di sejumlah gudang milik Bulog Indramayu saat ini hanya tersisa sekitar 100 ton. Namun ia optimis kebutuhan pangan di Indramayu masih tercukupi.
“Mayoritas masyarakat di Indramayu merupakan petani. Ketika panen pun, mereka biasa menyetok kebutuhan untuk keluarga pribadi. Jadi walaupun stok menipis, tapi saya yakin mereka punya persediaan sendiri,” sebutnya.
Terkait beras impor, Dandy memastikan sudah masuk ke gudang Bulog di Karawang. Jika Indramayu membutuhkan, maka pihaknya akan meminta ke gudang di Karawang. Meski nanti beras impor masuk ke Indramayu, ketersediaannya untuk cadangan stok. Adapun untuk distribusinya dari gudang akan memprioritaskan beras lokal.

0 Komentar