RAKCER.ID – Belum juga tuntas permasalahan penyakit mulut dan kaki, kini ternak sapi di Kabupaten Kuningan terancam virus Lumpy Skin Disease atau penyakit kulit infeksius.
Di Kabupaten Kuningan jumlah sapi perah yang terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau dikenal dengan sebutan penyakit Lato-Lato, jumlahnya sudah mencapai sekitar 13 ekor.
Para peternak sapi khawatir sapi-sapinya jatuh sakit karena terinveksi Virus Lumpy Skin Disease. Virus LSD ini menyebabkan demam dan timbul seperti bentol-bentol pada kulit.
Baca Juga:Bangunan Mahal Terbengkalai, Bupati Majalengka Minta Rumah Sakit Talaga Segera Dimanfaatkan448 Mahasiswa Universitas Kuningan Diwisuda, Rektor: Berkaryalah Secara Kreatif dan Inovatif
“Kesehatan sapi hingga terjangkit, itu akibat paparan virus melalui serangga yang terjadi di lingkungan kandang sapi,” kata Jhonnais, penyuluh Koperasi Susu Karya Nugraha, saat ditemui kandang sapi milik warga, Rabu 8 Maret 2023.
Menurut Jhonnais, sebaran penyakit itu diketahui beberapa pekan lalu hingga membuat peternak resah. Penyebaran tersebut terjadi sekitar dua minggu yang lalu. Hal tersebut diketahui setelah dilakukan cek medis melalui laboratorium.
Mengenai gejalanya hingga sapi mengalami sakit dan diketahui terpapar virus LSD, ini terlihat pada bagian organ bawah sapi.
“Gejala penyakit LSD positif, ini dari timbulnya bentuk bulat pada kaki sapi. Nah, bentuk bulat itu bisa membesar hingga akhirnya pecah. Nah, saat pecah nanti, cairan itu bau tak sedap,” kata Jhonais.
Seperti yang dialami Yono (36) salah seorang peternak sapi di Desa Puncak Kecamatan Cigugur, dia mengaku resah dan khawatir dengan virus LSD tersebut.
“Resah dan hawatir, apalagi penyakit itu baru terjadi sekitar semingguan lalu,” kata Yono.
Menurut Yono, serangan penyakit itu terjadi pada bagian bawah, itu terlihat di kaki depan dan belakang hingga menimbulkan keanehan bentuk tubuh sapi.
Baca Juga:Kak Seto Mulyadi Diskusi Kawasan Wisata Ramah Anak di SindangwangiSatu Per Satu Tuntaskan Janji Politik, Ini Pernyataan Bupati Majalengka Karna Sobahi
“Penyakit ini kalau kata petugas medis hewan, itu penyakit cacar sapi, yang diakibatkan oleh penyebaran virus,” ujar Yono.
“Berdasarkan pengalaman saya, awal serangan penyakit itu dari bagian kaki sapi. Dengan muncul bentuk bulat dan aneh, hingga bentuk itu membesar dan membuat sapi sakit,” sambung Yono.
Dampak penyebaran penyakit ini, lanjut Yono, menimbulkan kondisi fisik sapi lemah hingga nafsu makan hilang. Akibatnya, produksi susu menurun drastis.