Angin Kencang 46 Kilometer/Jam di Awal Kemarau, Suhu Udara Bisa Mencapai 38 Derajat Celcius

angin kencang
CUACA. Angin kencang mencapai 46 kilometer per jam menandai awal musim kemarau di wilayah Cirebon dan sekitarnya. /rakcer.id/istimewa
0 Komentar

RAKCER.ID – Memasuki awal musim kemarau, angin kencang mulai melanda Kabupaten Majalengka dengan kecepatan mencapai 25 knot atau 46 kilometer per jam yang disertai cuaca ekstrem.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi angin kencang dengan kecepatan yang sama masih akan terjadi hingga satu hari ke depan dengan suhu udara 36 derajat celcius.

Prakirawan BMKG Jatiwangi Ahmad Faa Izyin, menyebutkan Kabupaten Majalengka dan Indramayu, Cirebon serta Kuningan sudah mulai memasuki awal kemarau yang salah satunya ditandai angin kencang.

Baca Juga:Target Minimal PAN Majalengka 10 Kursi DPRD, PKB Berharap Keterwakilan Gender Dongkrak SuaraWisata Air Terjun Buatan Akan Dibenahi, Bupati: Mohon Waktu dan Bersabar

Meski demikian, awal musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, namun masih ada potensi hujan dengan jumlah curah hujan di bawah 50 mm per dasarian atau per 10 hari.

Kecepatan angin hingga 46 kilometer per jam menurut Ahmad Faa Izyin sudah tergolong kencang dengan cuaca ekstrem.

BMKG: Angin Kencang Bisa Berakibat Pohon Tumbang

Masyarakat diimbau selalu waspada karena angin bisa menyebabkan dahan hingga pohon yang tumbang, serta debu yang beterbangan yang akan menyebabkan polusi udara sehingga rentan munculnya penyakit.

Suhu udara diperkirakan akan terus naik karena berdasarkan historis, data suhu udara tertinggi di Majalengka dan sekitarnya saat puncak kemarau mencapai antara 36 hingga 38 celcius dengan kecepatan angin yang lebih ekstrim.

Sementara itu sejumlah masyarakat di Majalengka mulai mengeluhkan besarnya kecepatan angin sejak beberapa hari terakhir.

Akibatnya banyak dahan yang tumbang serta dedaunan yang mudah kering. Daun yang jatuh pun tak hanya daun kering namun juga daun-daun di pepohonan yang masih hijau hingga bagian pucuk.

Rizki Tiari, salah seorang warga menyebutkan, daun rambutan dan mangga yang ada di depan rumahnya di Kelurahan Majalengka Wetan ketika siang hari tampak layu padahal pohonnya sudah lumayan besar.

Baca Juga:DPD Partai Golkar Pede Memenangkan Pileg 2024, Ajukan 50 Bacaleg ke KPUPerangkat Daerah Harus Paham Hak Kekayaan Intelektual

Ketika pagi hari daun-daunya berjatuhan hingga berserakan masuk ke garasi rumahnya.

“Yang jatuh tidak hanya daun kering tapi daun muda, kemungkinan karena besarnya angin. Malah dana mangga banyak yang patah terutama yang daunnya lebat,” kata Rizki.

Setiap pagi disapu sampah daun hingga mencapai dua drum, padahal di pekarangannya hanya terdapat tiga pohon mangga dan rambutan. “Pagi disapu, satu menit kemudian sampah daun sudah berserakan lagi,” katanya.

0 Komentar