CIREBON, RAKCER.ID – – Kemarau panjang dan Dampak cuaca panas juga dirasakan masyarakat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memproyeksi Indonesia akan mengalami El Nino pada 2023 dan menyebabkan potensi musim kemarau di Indonesia meningkat.
Seperti yang diketahui, Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Namun, makin hari musim atau kondisi cuaca di Indonesia semakin tak menentu Untuk itu kita perlu memantau info cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Indonesia bersiap menghadapi dampak fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya.
Plh Deputi Klimatologi BMKG, Urip Haryoko mengatakan berdasarkan pengamatan BMK terhadap suhu muka laut di Samudera Pasifik terdapat peluang terjadinya El Nino di Indonesia pada peridoe Juni 2023 dengan intensitas rendah hingga berat dan Efeknya beberapa wilayah alami musim kemarau dengan puncak sekitar bulan September.
Baca Juga:Agendakan! Seru-seruan Akhir tahun di Gili Trawangan Alam Bawah Laut yang CantikApa Itu Seiza? Mengenal Cara Duduk Asli Ala Jepang Yang Baik Untuk Kesehatan
Hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023, sebanyak 63% dari zona musim telah memasuki musim kemarau.BMKG memprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering dari normalnya-dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.
Kondisi ini harus diwaspadai masyarakat terkait ancaman kekeringan hingga kebakaran lahan & hutan.
Mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
BNPB telah melakukan apel kesiapan dan kesiapsiagaan di enam provinsi prioritas rawan karhutla seperti Sumsel, riau, Jambi, Kalbar, Kalsel, dan Kalteng. Saat ini pasukan darat sudah melakukan kesiapsiagaan dan pembaharuan alat untuk melakukan operasi pemadaman
Beberapa daerah yang akan terdampak cukup kuat adalah sebagian besar wilayah Sumatera seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung.
Seluruh Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara diprediksi memiliki curah hujan paling rendah dan berpotensi mengalami musim kering yang ekstrem.
Adapun sektor yang paling terdampak dari fenomena El Nino adalah sektor pertanian-utamanya tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air.
Rendahnya curah hujan tentunya akan mengakibatkan lahan pertanian kekeringan dan dikhawatirkan akan mengalami gagal panen.