2 Pesawat Tempur Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan, 4 Pilot Dinyatakan Gugur

Pesawat
Pesawat tempur TNI AU diduga jatuh karena cuaca buruk foto : @pesawatTniAU @pinterest-rakcer.id
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID– Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati menyatakan, dua pesawat jet Super Tucano yang jatuh di Pasuruan pada Kamis (16/11/2023) itu berasal dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh di Malang.

Inilah jet tempur taktis andalan TNI AU. “Pesawat EMB 314 Super Tucano merupakan pesawat latih canggih yang mampu COIN (counterinsurgency) atau pesawat perang anti gerilya,” kata Agung dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).

Ia menyatakan, pesawat tersebut dibuat oleh Embraer Brazil dan ditenagai mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PT6A-68C dengan kecepatan tertinggi 590 km/jam dan ketinggian 35.000 kaki. “Mampu menahan gaya gravitasi maksimal hingga +7g dan -3,5g,” demikian ungkapnya.

Baca Juga:Sinopsis Congrats My Ex yang Dibintangi Bright Vachirawit Bertema IndiaKeren!! Coldplay Donasi Kapal Pembersih Sampah untuk Sungai Cisadane Usai Gelar Konser di GBK

Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21), Kolonel Pnb Subhan (Sayap Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel Laksamana Widiono Hadiwijaya (Kepala Personalia Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor Pnb Yuda A. Seta. menaiki kedua pesawat tersebut.

Skadron Udara 21 merupakan unit pelaksana operasional di Lanud Abdurachman Saleh Malang yang bertanggung jawab kepada Sayap Udara 2. Skadron Udara 21 bertugas mempersiapkan dan menerbangkan pesawat tempur taktis untuk operasi serangan balik dan dukungan udara.

Sejauh ini belum diketahui kondisi seluruh korban.

Namun video amatir yang viral memperlihatkan warga menemukan salah satu korban. TNI AU dan tim SAR setempat belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.

Warga berhasil mengeluarkan dua awak pesawat EMB-314 Super Tucano yang jatuh di Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.

Evakuasi terjadi empat jam setelah bencana terjadi, pada Kamis 16 November 2023.

Paiman, warga sekitar, menjelaskan, saat dievakuasi kedua awak Skuadron Udara 21 tersebut, jenazahnya sudah tidak utuh lagi. “Satu jenazah tidak ada kepalanya.

Sampai dievakuasi belum ditemukan. Kedua kondisi ini tidak berjauhan.” kata Paiman kepada wartawan di lokasi kejadian.

Warga juga belum mengetahui identitas korban yang dievakuasi. Menurut Paiman, kedua pesawat naas itu jatuh di dua desa berbeda. Satu di Kecamatan Lumbang dan satu lagi di Kecamatan Puspo.

Baca Juga:Film 172 Days jadi Persembahan Terakhir Nadzira Shafa untuk Mendiang Suami Ameer AdzikraSinopsis Film 172 Days yang Diangkat dari Kisah Nyata Perjalanan Cinta Nadzira Shafa dan Ameer Adzikra

“Di Gunung Penanjakan sama seperti di Watu Gedek,” jelas Paiman. Dua korban lainnya belum ditemukan.

0 Komentar