RAKYATCIREBON.ID – Ditengah kegelisahan masyarakat diera dan pasca pandemi ini, bukan rahasia lagi apabila semua sektor terkena imbas dari hal ini, tak terkecuali sektor ekonomi. Negara ini seolah digerogoti sehingga kesulitan ekonomi ini berimbas ke semua kalangan.
Hal tersebut terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Edukasi Dan Literasi Keuangan Syariah yang bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kuningan, kemarin.
Pantia Pelaksana Anggi mengatakan, diskusi ini sebagai upaya untuk meningkatkan angka literasi mengenai keuangan syariah yang masih sangat rendah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat literasi dan inklusi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, masih rendah berada di angka 8,93 persen. Padahal Indonesia memiliki potensi yang besar lantaran mayoritas penduduknya Muslim.
Baca Juga:Wacanakan Vaksinasi Booster untuk Masyarakat UmumBenda Diduga Bom Ditemukan Anak Kecil di Desa Susukan
“Latar belakang kenapa kami berinisiatif mengadakan forum diskusi ini, karena kami beranggapan bahwa literasi ekonomi syariah ini, bisa menjadi suatu referensi atau pilihan untuk pengelolaan keuangan yang baik,” katanya.
Acara diskusi tersebut menghadirkan sekretaris PCNU KH DR Aang Asy’ari Lc, dan Kabid Dakwah Pemuda Muhammadiyah Kuningan Ustadz Dadan Rohmatun Lc Al-Hafizd, diskusi ini dihadiri oleh beberapa peserta dari element kepemudaan dan mahasiswa.
Dalam diskusi tersebut, Aang Asyari, menyampaikan materi yang fokus terhadap ekonomi syariah. Menurutnya dalam diskusi ini diharapkan mahasiswa dan mahasiswi yang mewakili Universitasnya masing-masing, harus mengerti apa perbedaan antara ekonomi secara umum dengan istilah ekonomi syariah.
“Dalam studi atau konsen terhadap ilmu ekonomi, tidak ada istilah Ekonomi Syariah melainkan Ekonomi Islam. Dengan kata lain, ekonomi Islam sudah barang tentu berbasis syariah. Seyogianya para peserta mengetahui makna dari istilah-istilah tersebut, karena istilah Ekonomi Syariah hanya persoalan pemilihan diksi kata di Indonesia namun istilah yang dipakai secara global ialah Ekonomi Islam,” katanya.
Disamping itu, peserta diskusi juga mendapatkan literasi dan keuangan dari Dadan Rohmatun, beliau menegaskan sisi penting literasi dan mengatur keuangan.
“Era kehidupan terus berkembang, fase dimana informasi setiap detik mampu diakses dan diupdate terus-menerus. Menandakan bahwa harus ada literasi atau pemahaman terhadap suatu isu kemudian mampu untuk memilah dan memilih mana yang baik dan tepat. Sebagai pemuda, mahasiswa/i kemampuan literasi sangatlah penting, tidak lebih penting dari mempelajari ekonomi. Memahami ekonomi artinya mengerti bagaimana mengatur keuangan, pemasukan, pengeluaran dan memperhatikan sumber pendapatan, memahami era baru dengan literasi dan pintar manajemen keuangan dengan basis global ataupun syariah itu sangat baik,” pungkasnya.(ale)