“Saat itu, Ketua Kwarnas Bapak H Mashudi mantan Gubernur Jawa Barat tahun 1960-1970 langsung berkunjung ke Majalengka setelah mendapatkan kabar tersebut, untuk mengucapkan bela sungkawa dan akhirnya meresmikan nama jalan baru dari awalnya nama Jalan Buntu diubah menjadi Jalan Pramuka,” jelas dia.
Tujuannya sendiri, sambung Naro, untuk mengenang kejadian nahas tersebut. Hingga saat ini, Gudep SMPN 1 Majalengka yang sempat dinamakan Gudep Pasukan Jayasuwirya setiap peringatan Hari Pramuka mengadakan ziarah ke makam Yoyo.
“Cerita ini saya dapat dari adik Yoyo bernama Dodi Garnadi yang saat ini sudah tidak tinggal di Majalengka lagi,” katanya.
Baca Juga:Diskopdagperin Menerima Kunker DPRD Kota TanggerangKejar Target, Anak 6-11 Tahun Sudah Bisa Divaksin
Salah satu warga yang kini bertempat tinggal di Jalan Pramuka, Aminah (55) mengaku sempat mengetahui cerita tersebut dari besannya. Namun, dia tak tahu persis karena tinggal di jalan Pramuka baru sekitar 10 tahun.
Sementara, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kurikulum SMPN 1 Majalengka, Heri membenarkan salah satu siswa bernama Yoyo pada tahun 1974 tercatat di sekolahnya. Sepengetahuan Heri, bahwa Yoyo memang anggota Pramuka yang aktif dan membawa nama harum SMPN 1 Majalengka saat itu.
“Hanya sekadar tahu saja. Kebetulan saya juga mantan Pembina Kwarcab Majalengka. Memang benar Yoyo pernah bersekolah di sini,” ucap Heri saat ditemui di kantornya. (hsn)