RAKYATCIREBON.ID–Luasnya areal pertanian dan banyaknya masyarakat sebagai petani di Kabupaten Indramayu, ketersediaan air irigasi menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Apalagi status yang disandang sebagai produsen beras tertinggi di Indonesia perlu mendapat perhatian khusus agar produksinya berkesinambungan dan lebih meningkat.
Kondisi itu diungkapkan Bupati Indramayu Nina Agustina dalam Workshop Sinergitas Proyek Strategis Nasional Modernisasi Irigasi Rentang yang diinisiasi oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung (Cimancis), Kamis (13/1) di Hotel Horison Majalengka.
Baca Juga:Anggota DPRD Mulai Goyang EksekutifKomisi IV Soroti Pekerja Migran
Nina menyambut baik atas diikutsertakannya Kabupaten Indramayu menjadi daerah yang memperoleh proyeknya.
Proyek Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen-SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI melalui BBWS Cimancis yang melibatkan Kabupaten Indramayu itu dinilainya sangat tepat.
Hal ini dikarenakan sudah menjadi kebutuhan bagi Indramayu terkait dengan jaminan ketersediaan air irigasi, khususnya untuk pertanian.
“Hal ini sangatlah fundamental untuk kesejahteraan masyarakat Indramayu mengingat sebagian besar masyarakat adalah petani,” ujarnya.
Menurutnya, areal pertanian di Kabupaten Indramayu sangat luas. Sehingga tidak heran pada tahun 2020 lalu mendapat predikat sebagai daerah produsen beras tertinggi di Indonesia dengan luas panen 226.626 hektare dan diperoleh produksi 1.363.312 ton gabah kering.
Sementara kondisi daerah irigasi berdasarkan Permen PUPR Nomor 16 tahun 2015 tentang penetapan status daerah irigasi, total luasnya adalah 108.563 hektare yang tersebar di 10 daerah irigasi kewenangan kabupaten.
Kemudian 2 daerah irigasi kewenangan provinsi dengan total luas 4.354 hektare, dan 4 daerah irigasi kewenangan pusat dengan total luasan 100.706 hektare, salah satunya adalah daerah irigasi Rentang dengan luas 66.612 hektare.
Baca Juga:Ketua F-Kamis Menunggu Giliran DisidangBupati Berharap Pers Ikut Memperkuat Demokrasi Lokal
“Perhatian kita tentunya tertuju pada kondisi pertanian di Indramayu yang sangat luas dengan predikat produsen beras tertingginya. Namun sumber irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten relatif kecil, hanya 3,23 persen yang tersebar di 10 daerah irigasi tersebut,” jelasnya.
Dia menegaskan, ketergantungan pasokan air irigasi sangat tertuju pada pemerintah pusat melalui BBWS Cimancis. Salah satunya daerah irigasi Rentang dalam pemenuhan pasokan kebutuhan air irigasi pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu.
“Terutama untuk pemenuhan irigasi pertanian di Indramayu seperti pembuatan sodetan atau saluran penghubung dari bendungan karet Pangkalan menuju bendungan karet Cilet Cipanas. Kemudian normalisasi beberapa titik sepanjang saluran induk barat dan saluran induk utara dari hulu ke hilir,” terangnya.