RAKYATCIREBON.ID – Santripreneur Indonesia baru saja menggelar Expo dan Business Meeting di Cirebon. Para pelaku UMKM berkumpul dan saling mengisi serta mendapatkan arahan, agar produknya laku dipasaran. Berbagai produk UMKM pun dipamerkan.Â
Ketua Santripreneur Cirebon Raya, Heru Subagia menjelaskan berbicara UMKM, tidak lepas dari bagaimana tekhnis pemasarannya. Karena selama ini, banyak ide kreatif dari para pelaku UMKM, namun sulit untuk memproduksi, terganjal oleh minimnya penguasaan managemen pemasaran.
“Jadi itu yang kita tekankan saat ini, bagaimana cara memasarkannya. Karena santripreneur ini linknya se Indonesia. Sangat layak dimanfaatkan dalam hal pemasaran,” kata Heru, usai menggelar Expo dan Business Meeting, Sabtu (22/1).
Baca Juga:Kawasan Agrowisata Hutan Mangga Segera Hadir di MangunjayaRela Ngantre dan Berdesakan Demi Dapatkan Kepastian
Kemudian, Santripreneur juga menjadi bagian dari upaya mensukseskan program pemerintah dalam hal percepatan ekonomi. Semua kegiatan yang berkaitan, digratiskan bagi para pelaku UMKM.
“Ini bentuk kepedulian kita. Santripreneur ini bagian dari upaya membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan ekonomi. Mereka mendapatkan pengarahan dan fasilitator serta penguatan antar sesama. Bolehlah mall tutup, tapi pelaku UMKM tidak boleh patah semangat,” terangnya.
Di Cirebon, kata Heru saat ini sudah ada 100 sampai 150 pelaku UMKM yang sudah bergabung. Kedepan dipastikan akan terus bertambah. Karena akan dikembangkan hingga Kuningan, Majalengka dan Indramayu.
“Forum semacam ini sangatlah dibutuhkan untuk pengembangan kawasan wilayah III Cirebon. Potensinya juga sangatlah bagus. Kewilayahannya mendukung, menjadi market yang bagus bagi kita,” kata Heru.
Sementara itu, Inisiator dan sekaligus Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia, KH Ahmad Sugeng Utomo menegaskan, pihaknya sangat optimis, ditengah-tengah badai pandemi ini, ekonomi akan pulih.
Proses pemulihan ekonomi nasional, salah satunya dilakukan di Cirebon. Expo dan Business Meeting inilah menjadi titik awal pemulihan itu.
“Kita akan banyak melakukan kolaborasi. Kita lihat, para pelaku UMKM ada yang mendagangkan langsung ke pembeli. Ada juga yang dititipkan ke toko-toko. Kita ingin, semua itu terintegral menjadi sebuah kekuatan dengan nama tren kios. Nanti semua akan dijual dan UMKM laku,” katanya.