RAKYATCIREBON.ID – Tembakau yang diproduksi petani di Kabupaten Majalengka adalah salah satu komoditas unggulan di sektor perkebunan, yang dipasarkan ke sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat serta mampu meningkatkan perekonomian petani. – Kebijakan pemerintah menurunkan harga minyak goreng kemasan di seluruh toko modern, ternyata banyak dikeluhkan para pedagang di pasar tradisional. Pasalnya, banyak pelanggannya yang kini beralih berbelanja ke toko modern sehingga stok minyak goreng mereka menumpuk di gudang.
Seperti dikeluhkan Rusliandi pedagang kelontongan di Pasar Kepuh Kuningan, kebijakan minyak murah di toko modern menyebabkan stok minyak gorengnya masih utuh. Saat ini dia masih menyimpan minyak goreng hingga 20 karton kemasan 1 liter dan dua liter, dan hanya sedikit saja yang terjual.
“Stok di gudang masih ada sekitar 20 karton, 13 karton kemasan isi 1 liter dan sisanya yang 2 liter. Gara-gara ada kebijakan minyak goreng murah di toko modern, jadi stoknyanya masih banyak,” ujar Rusliandi kepada Radar, kemarin.
Baca Juga:Bupati Minta Pemerintahan Desa Kalimanggiskulon Tetap Berjalan NormalWarga Batujaya Pasang Bronjong TPT Jalan yang Longsor
Rusliadi mengaku, kebijakan pemerintah menerapkan harga minyak goreng murah secara sepihak hanya untuk toko modern saja dirasa sangat merugikan para pedagang kecil di pasar tradisional maupun warung-warung perumahan warga. Pasalnya, mereka sebelumnya sudah terlanjur membeli minyak goreng dari distributor untuk stok jualan dengan harga mahal, namun kini di toko modern dijual dengan harga murah.
“Kami tidak mungkin menjual dengan harga seperti di toko modern, karena pasti akan rugi. Jadi kami tetap bertahan jual dengan harga mahal yaitu 19.500 per liter dan 39.000 untuk kemasan 2 liter. Kadang masih ada yang mau beli karena belanja di toko modern sudah kehabisan, atau karena terdesak kebutuhan harus beli banyak sedangkan beli di toko modern dibatasi maksimal 2 liter saja,” ketus Rusliandi.
Atas kondisi ini, Rusliandi dan para pedagang lain berharap pemerintah bisa bertindak cepat untuk mengatasi permasalah minyak goreng di pasar tradisional tersebut. Mereka khawatir, jika semakin lama masalah harga minyak goreng ini tidak terselesaikan maka akan banyak pedagang yang merugi.
“Mudah-mudahan segera ada solusi. Kalau memang harga harus rata semua Rp 14.000 per liter, maka harus ada kebijakan untuk mengganti modal kami yang sudah dikeluarkan saat membeli dari distributor saat harga mahal,” ujar Rusliandi.