Dia menjelaskan, tugasnya saat ini masih diandalkan di dinas tempat dia bekerja. Pasalnya, tugas yang dibebankan kepada dirinya selama ini jarang tercover PNS di dinas setempat. Sebab, tugas yang dia jalankan saat ini harus terjun ke lapangan, sedangkan PNS lainnya masih banyak pekerjaan.
“Saya rasa tenaga honorer di dinas saya penting, kan itu yang menunjang informasi untuk publikasi masyarakat dikerjakannya oleh tenaga honorer. Seperti publikasi informasi pemda lewat medsos (IG), web Pemda bahkan bahan buat informasi radio itu kan sumbernya dari peliputan,” jelas dia.
Sementara Egis, tenaga honorer lainnya mengaku belum paham soal kebijakan penghapusan tenaga honorer itu, karena hingga saat ini masih banyak informasi yang simpang siur.
Baca Juga:Mahasiswa Unisa Bedah Buku Sejarah of The ArabsPKL Minta Pemkab Tentukan Lokasi Terdekat
“Masih belum paham sih maksudnya kayak gimana honorer dihapuskan teh. Entah semuanya akan diangkat jadi P3K atau gimana. Kalau semua yang honorer diangkat jadi P3K ya itu sangat diuntungkan juga,” kata Egis, guru honorer di sekolah dasar.
Jika semua tenaga honorer dihapuskan tetapi pemerintah tidak memberikan solusi, maka hal itu akan menjadi masalah baru.
“Misal hanya diberhentikan saja mah ya gak setuju, soalnya angka pengangguran jadi banyak. Kalau pengangguran jadi banyak bisa jadi kriminalitas juga meningkat karena kebutuhan ekonomi” tandasnya. (hsn)