RAKYATCIREBON.ID – Beberapa hari terakhir, persediaan minyak goreng di sejumlah minimarket dan pasar tradisional di Majalengka mengalami kelangkaan. Hal itu dipicu tingginya permintaan minyak goreng dari masyarakat.
Namun Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Majalengka, meminta masyarakat tidak melakukan panic buying atau memborong minyak goreng secara berlebihan.
“Saya harap masyarakat jangan panic buying. Kasian yang benar-benar butuh,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Majalengka, Aeron Randi, Jumat (4/2).
Baca Juga:Pertanyakan Minyak Goreng MurahKembangkan Pariwisata Butuh Komitmen Bersama
Selain panic buying, pemicu lain yang menyebabkan langkanya minyak goreng juga diakibatkan tersendatnya pasokan. Namun dari hasil monitoring di lapangan, pengiriman minyak goring ke toko-toko berjalan lancar.
“Untuk pengiriman ke toko-toko sebenarnya normal. Tapi ya itu, begitu datang langsung abis,” ujar dia.
Adapun dari dua pemicu tersebut, kata dia, yang terjadi di Majalengka cenderung ke arah panic buying. “Iya, ada semacam panic buying tapi levelnya masih rendah lah,” kata dia.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut agar tidak berlanjut, saat ini pihaknya sudah meminta pengelola toko mengingatkan warga agar membeli minyak sesuai kebutuhan. Hal itu dinilai perlu agar peredaran minyak goring lebih merata.
“Kami kemarin monitoring, pembelian dibatasi. Kami juga meminta para karyawan tolong (pembeli, red) diingatkan terus,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, salah satu petugas minimarket di Kelurahan Babakanjawa, Fajri mengatakan pengiriman minyak ke tokonya berjalan lancar. Namun diakuinya ada pengurangan pengiriman minyak goring dari gudang. Biasanya sekitar 100 saat ini hanya sekitar 60 pcs.
Terkait imbauan dinas, menurutnya para karyawan sejatinya sudah mengingatkan calon pembeli terkait batas maksimal pembelian. Namun tidak menutup kemungkinan ada calon pembeli yang mengakali agar bisa mendapat lebih dari batas pembelian itu.
“Maksimal 2 liter. Tapi ya begitulah,” ungkap dia. (hsn)