RAKYATCIREBON.ID – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terancam ditutup. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang baru berlangsung beberapa bulan itu, dimungkinkan memaksimalkan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal itu, sejalan dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon.Â
Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih SE MSi mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon akan berupaya mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Terlebih, ia juga sempat mendapat “warning” dari Sekda Provinsi Jabar agar lebih waspada dan berhati-hati terhadap lonjakan kasus yang diprediksi akan terjadi pada bulan Maret mendatang.
Sekda Provinsi Jabar, kata Wabup, secara khusus menyoroti lonjakan kasus dari kegiatan PTM para siswa di Jabar. Kondisi terkini yang secara umum terjadi di Jabar, tidak menutup kemungkinan terjadi juga di Kabupaten Cirebon.
Baca Juga:Motor Baru, Kinerja Harus MeningkatFebruari, Sudah 137 Kasus Positif Covid-19
“Kemarin disampaikan Sekda Provinsi, bahwa kita harus hati-hati karena kemarin tracing dari satu kelas dengan jumlah siswa 40 anak itu, ada 30 yang terkonfirmasi,” ujar Ayu, sapaan akrab Wahyu Tjiptaningsih, kemarin.
Sesuai arahan dari Sekda Provinsi Jabar, lanjut Ayu, jika di Kabupaten Cirebon ditemukan kasus dari hasil tracing seperti yang diceritakan Sekda Jabar di salah satu sekolah di wilayah Jabar, maka kemungkinan PTM akan kembali menggunakan PJJ lagi. “Kata Sekda Jabar, kalau misal ditemukan seperti itu, PTM-nya mungkin harus PJJ lagi, untuk menekan supaya kasus tidak tinggi lagi,” kata Ayu.
Meskipun jumlah siswa di Kabupaten Cirebon yang terkonfirmasi Covid-19 hanya 11 anak dan masih dalam kategori aman untuk keberlangsungan PTM karena positivity rate-nya masih di bawah 2 persen, namun Ayu menyebut langkah antisipasi tetap harus dilakukan. Ayu tidak ingin kasus meningkat karena pada bulan Maret nanti sudah mendekati hari raya Idul Fitri.
Secara tegas, Ayu juga meminta agar pencegahan Covid-19 di Kabupaten Cirebon tidak hanya menunggu kasus meningkat, tapi harus diantisipasi sejak dini. “Jangan sampai di bulan Maret kasus semakin meningkat, karena sudah mendekati hari raya juga. Kalau sampai terus meningkat nanti perekonomian kita juga tidak akan bisa pulih-pulih,” paparnya.