Kasus Melonjak, PTM Terancam Dihentikan

LIHAT SITUASI. Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih menjelaskan pembelajaran siswa Kabupaten Cirebon akan mengikuti perkembangan kasus Covid-19.
LIHAT SITUASI. Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih menjelaskan pembelajaran siswa Kabupaten Cirebon akan mengikuti perkembangan kasus Covid-19.
0 Komentar

Sementara terkait kemungkinan penerapan PJJ di Kabupaten Cirebon, Ayu mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Forkopimda dan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon. Selain itu, ia juga ingin dilakukan tracing pada salah satu sekolah sebagai sampel untuk pembahasan dengan Forkopimda nanti. “Kita koordinasikan dulu, nanti kita rapat dulu,” ungkapnya. 

Sebelumnya, tenaga Surveilance Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon menemukan 11 kasus terkonfirmasi dari kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Cirebon. Selain 11 kasus tersebut, diketahui ada penambahan lainyya sebanyak 12 kasus.

Sehingga, total penambahan kasus di Kabupaten Cirebon jumlahnya cukup signifikan, yakni 23 kasus. Penambahan kasus tersebut berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon per Selasa (1/2).

Baca Juga:Motor Baru, Kinerja Harus MeningkatFebruari, Sudah 137 Kasus Positif Covid-19

Kasi Surveilance dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Cirebon, Dendi Hamdi, mengatakan, 11 dari 23 kasus tersebut ditemukan pihaknya dari kegiatan PTM. Mendapati hal tersebut, langkah cepat pun dilakukan pihaknya melalui kegiatan testing, tracing dan treatment guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Meskipun saat ini ditemukan kasus dari kegiatan PTM, kata dia, namun pihaknya belum menemukan kluster dari satu sekolah. Sehingga belum perlu memberikan rekomendasi kepada Disdik untuk melakukan penutupan kegiatan PTM disatu sekolah yang salah satu muridnya ditemukan terpapar Covid-19. Rekomendasi penutupan PTM hanya pada satu kelas saja yang ditemukan kasus terkonfirmasi.

“Yang kita temukan masih kasuistik, belum kluster sehingga yang kita (rekomendasikan, red) untuk  ditutup pembelajarannya hanya satu kelas saja yang ditemukan kasus positif tersebut,” jelasnya.

Menurutnya, penutupan kegiatan PTM dikelas tersebut akan berjalan selama 5×24 jam untuk mengoptimalkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Selain itu, pihak nya juga melakukan tracing pada kontak erat dari kasus yang ditemukan termasuk melakukan swab test kepada teman-teman sekolah dan keluarga pasien positif Covid-19 tersebut. Ia menambahkan, positifity rate masing masing sekolah masih dibawah 5 persen, sehingga masih dinilai aman. Karena itu, masing-masing sekolah tidak dilakukan penutupan secara total. “Jadi masih aman , tidak sampai harus di tutup total, penutupan hanya untuk kelas yang kontak erat saja dengan yang positif,” terangnya. (zen)

0 Komentar