“Kita melakukan pemantauan di Cilayung masih secara manual. Bekerjasama dengan masyarakat setempat, kita ada swadaya dari relawan setiap hari mengontrol perkembangan di sana. Sejak pertama kali kejadian, sampai dengan kemarin ada pergerakan lagi saat curah hujan cukup tinggi,” imbuhnya.
Menurut Ibe, penanganan pergerakan tanah itu perlu kerjasama dari stakeholder terkait. Lantaran lokasi ini berada tak jauh dari kawasan bantaran sungai di bawah kewenangan BBWS. “Itu (lokasi, red) berada di wilayah bantaran sungai yang merupakan kewenangan dari BBWS. Karena jalan yang amblas itu sudah tidak bisa dilewati, lokasinya jalan lingkungan di dekat SDN Cilayung,” ucapnya.
Pergerakan tanah tersebut memberikan dampak secara langsung bagi aktivitas di lingkungan sekolah. “Karena jalan itu kan sudah amblas, kemudian di atasnya juga ada beberapa permukiman warga. Ini butuh perhatian dari BBWS dan dinas terkait untuk penanganan, sehingga perlu dilakukan kajian agar memberikan rasa aman bagi masyarakat setempat,” ujarnya.
Baca Juga:Legislator Jabar Kampanyekan Prabowo Capres 2024Pemuda Ligung Koleksi Uang Kuno
Apakah warga setempat perlu direlokasi, Ibe menjawab, belum ada kajian secara komprehensif kaitan dengan rencana relokasi warga. “Kita belum sampai ke arah sana ya. Karena hanya baru beberapa luas saja, tidak semasif saat kejadian beberapa tahun lalu di Cimeong Desa Cilayung,” sebut dia. (fik)