RAKYATCIREBON.ID – Sampah kembali numpuk di tempat pembuangan sementara (TPSS) yang berada di Jalan Soekarno-Hatta Kecamatan Talun. Tumpukan sampah itu, sangat mengganggu para pengguna jalan.
Lokasinya tepat di pinggir jalan ke arah makam keramat Mbah Kuwu Sangkan. Harusnya, sampah-sampah itu tidak dibiarkan menumpuk berhari-hari. Karena akses jalan itu dilalui para pendatang dari berbagai daerah.
Warga sekitar, Yanto memberanikan diri untuk menyampaikan keluhan. Menurutnya, tumpukan sampah itu, sangat tidak elok dipandang. Dekat dengan akses lalu lalang kendaraan.
Baca Juga:Polemik Pergantian Ketua DPRD, Fitria Masih Menunggu Petunjuk GubernurDiprotes Kader Demokrat karena Pernyataan Cawalkot “Asli Kota Cirebonâ€, Hero: Itu Beritanya Kurang Tepat
“Baunya mengganggu. Harusnya dipindahkan saja. Atau kalau tetap ada di sini, jangan sampai dibiarkan sampahnya menumpuk berhari-hari,” keluhnya kepada Rakyat Cirebon, Rabu (16/2).
Harusnya, kata Yanto, ada evaluasi dari Pemerintah Kecamatan Talun, untuk bisa memindahkan. Karena Talun sendiri memiliki gagasan pembangunan berbasis pariwisata. “Itu harus didukung semua pihak. Masa kawasan pariwisata aksesnya bau sampah. Nggak bener itu,” katanya.
Yanto pun mempertanyakan kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, kenapa tidak segera mengangkut tumpukan sampah. Padahal, TPSS yang ada di kawasan Soekarno-Hatta itu, resmi. Bukan tumpukan sampah liar. “Bagaimana sistem pengangkutannya? Ini resmi. Yang sampah liar bagaimana? Sekali lagi, saya tegaskan, harus rutin. Aksesnya dilewati orang dari berbagai daerah. Memalukan lah,” imbuhnya.
Terlebih, informasinya di minggu ini, kata Yanto, akan ada kunjungan dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ke kawasan Plered. Untuk meresmikan pasar. Ada potensi, rombongan gubernur itu melewati akses Soekarno-Hatta. “Jangan mempermalukan diri sendiri. Segera angkut,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Iwan Ridwan Herdiawan melalui Kabid Persampahan dan Pertamanan, Fitroh Suharyono menjelaskan, sebenarnya DLH mempunyai tim penyisiran. Kebetulan baru saja ada perubahan jadwal. Sehingga dimungkinkan ada keterlambatan.
Di samping itu, mobil penyisirannya itu, hanya ada dua unit. Sementara bukan hanya di satu jalan saja. Tapi semuanya. Jalur nasional ke arah Kuningan dan Indramayu semua tersisir. “Jadi ada jadwal gilir yang kita berlakukan. Semua kebagian. Rata-rata seminggu sekali. Tapi untuk yang di situ sih, sebenarnya rutin. Setiap hari kita angkut,” jelasnya.