RAKYATCIREBON.ID – Pemkab Kuningan nampak sangat serius untuk mengatasai terganggunya pertumbuhan pada anak atau yang biasa disebut stunting. Upaya tanpa henti yang dilakukan Pemkab Kuningan berbuah manis karena sekarang Kabupaten Kuningan sudah masuk zona hijau stunting. Kerja keras melalui berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bersama sejumlah elemen lainnya, patut diapresiasi untuk mencapai target penurunan angka stunting balita di Kuningan.
Terlebih target penurunan 14 persen juga secara umum dilakukan untuk wilayah Provinsi Jawa Barat. Pemkab sendiri melihat, masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak atau yang biasa disebut stunting, perlu untuk diatasi secara bersama-sama dengan sluruh komponen masyarakat.
Merespon target penurunan stunting di Jawa Barat, Pemkab Kuningan dalam hal ini bersama SKPD dan berbagai elemen lainnya, untuk bersama-sama menurunkan angka stunting pada anak. Di antaranya dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kuningan, yang memberi perhatian serius pada gizi anak sejak dalam kandungan.
Baca Juga:Disdik Lockdown Sampai 26 FebruariODGJ Ngamuk Bawa Parang
Bupati H Acep Purnama SH MH mengungkapkan penanganan stunting tersebut saat memberikan sambutan dalam acara “Ngopi” atau Ngobrol Penuh Inspirasi bareng Juang Kencana dengan topik penanganan stunting. Acara tersebut digelar DPPKBP3A Kuningan dengan peserta para anggota Juang Kencana, di Kopi Baca Pandapa, Kompleks Pandapa Paramarta Kuningan, Rabu (23/2). “Untuk penanganan stunting di Kabupaten Kuningan ini dilakukan secara terintegrasi, melibatkan banyak pihak, untuk mencegah penambahan kasus pada anak,” kata Bupati Acep.
Disebutkan, DPPKBP3A menjadi salah satu SKPD yang aktif memberi dukungan dan sosialisasi kepada masyarakat, agar balita di Kuningan mendapatkan gizi seimbang bagi pertumbuhan. Sosialisasi penanganan kasus ini pun diberikan kepada ibu hamil, dengan arahan agar dapat secara ketat memperhatikan gizi anak yang masih dalam kandungan.
Menurut Bupati, penanganan stunting tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, melainkan menjadi kewajiban bersama. Menurutnya, penyebab adanya stunting berdasarkan penelitian ahli karena berbagai situasi dan kondisi. Diantaranya akibat perilaku pribadi-pribadi maupun adanya keadaan yang memaksa untuk melahirkan stunting.