“Punten, misalnya ini (stunting, red) akibat adanya yang terlalu miskin, kekurangan ini kekurangan itu. Maka disinilah pemerintah harus masuk untuk mengedukasi, termasuk memasilitasi dengan memberikan asupan-asupan gizi dan nutrisi untuk janin dalam dalam kandungan yang sehat,” paparnya.
Sementara itu, Kepala DPPKBP3A Kuningan, Trisman Supriatna MSi menjelaskan, kegiatan sosialisasi penanganan stunting melalui acara Ngopi, merupakan salah satu kegiatan DPPKBP3A dengan melibatkan elemen masyarakat. Tujuannya untuk bersama-sama melaksanakan program stunting, karena bukan hanya kewajiban pemerintah daerah. “Kita sudah juga memberikan promosi dan sosialisasi terhadap generasi berencana (Genre). Kita sudah melakukan sosialisasi kepada perwakilan dari 32 Kecamatan di Kuningan,” kata Trisman.
Untuk para petugas di lapangan, juga ia memastikan sudah dilakukan sosialisasi. Yakni dengan memberikan sosialisasi terhadap sekitar 200 orang petugas lapangan untuk penanganan stunting. “Baru kemarin saja kita sudah melakukan sosialisasi kepada para petugas gizi yang ada di Puskesmas. Dan yang terakhir sekarang ini, kita melaksanakan sosialisasi dan promosi kepada Juang Kencana, yaitu para pensiunan BKKBN yang mereka masih merasa bahwa penurunan stunting ini menjadi kewajiban mereka,” terangnya.
Baca Juga:Disdik Lockdown Sampai 26 FebruariODGJ Ngamuk Bawa Parang
Trisman menyebut ada sekitar 50 orang yang terlibat dalam Juang Kencana yang ikut dalam program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kuningan. “Untuk tahun ini, target kita mengejar angka yang telah ditetapkan oleh pusat. Yang pasti kita ini di bawah 5. Alhamdulillah, Kuningan ini masuk zona hijau dalam kasus stunting,” sebut Trisman. (ale)