RAKYATCIREBON.ID -Gerakan melawan stunting dilakukan oleh Tim Halo Puan di Desa Sukaurip, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Sabtu (26/2). Kaum ibu diajak bersama-sama menyukseskan dengan langkah-langkah yang dapat mendukung tercapainya tujuan.
Hadir dalam kegiatannya para kader PKK dan Posyandu, serta wanita penggerak se-kecamatan setempat. Dipilihnya Kecamatan Balongan sebagai lokasi penyelenggaraannya, karena wilayah ini angka stuntingnya paling tinggi di wilayah Kabupaten Indramayu setelah Kecamatan Losarang.
Wakil Ketua DPRD Indramayu, H Sirojudin mengatakan, akan mengupayakan agar angka stunting di Kabupaten Indramayu bisa turun. Bahkan, banyak cara yang dapat dilakukan untuk tercapainya penurunan angka stunting.
Baca Juga:Muhammadiyah Dorong Kaum Muda BerwirausahaOmbudsman RI Dorong PLN Maksimalkan Pelayanan di Masa Pandemi
Diantaranya, memanfaatkan lahan di sekitar rumah dengan menanam tanaman kelor. “Tanaman ini sangat bermanfaat bagi keluarga karena banyak mengandung protein nabati,” kata Sirojudin.
Sementara itu, Bupati Indramayu, Hj Nina Agustina menyampaikan, untuk mengatasi persoalan stunting pemerintah daerah melibatkan pemerintah pusat. Juga mengalokasikan anggaran Rp15 miliar untuk penanganan stunting di kabupaten Indramayu.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menanam tanaman kelor di lahan-lahan sekitar rumah. “Dengan upaya ini juga akan membuka usaha baru bagi masyarakat terutama wanita untuk dapat menopang penghasilan keluarga,” ujarnya.
Berdasarkan hasil survei kasus gizi balita versi Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) sampai akhir tahun 2021 menyebutkan angka menggembirakan untuk Kabupaten Indramayu. Hal ini terpaut jauh jika dibandingkan dengan data stunting atau gagal tumbuh balita pada tahun 2019.
Kabupaten Indramayu masuk dalam kelompok tiga besar daerah yang berhasil menurunkan angka stunting pada balita di Jawa Barat. Berdasarkan hasil survei versi SSGI, stunting di Kabupaten Indramayu menurun drastis di angka 14,4 persen.
Sebelumnya, prevalensi stunting pada tahun 2019 tercatat sebanyak 29,19 persen. Perkembangan kondisi itu dapat diartikan bahwa selama dua tahun terakhir Kabupaten Indramayu berhasil menurunkan prevalensi stunting lebih dari 50 persen kasus.
Sebelum adanya survei tersebut, pemerintah daerah telah menyiapkan tim terpadu yang bertugas mengatasi kasus stunting. Yaitu terdiri dari unsur kesehatan, kader pembangunan manusia, dan TP PKK. Dilibatkan pula pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).