RAKYATCIREBON.ID –Sebuah rekaman video menyebutkan kondisi 43 Warga Negara Indonesia (WNI) terlantar di Kamboja. Sebanyak enam orang diantaranya dikabarkan berasal dari Kabupaten Indramayu.
Video berdurasi 25 detik itu mengabarkan 43 WNI yang merupakan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) atau Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) terlantar di Kamboja.
Tampak beberapa orang dengan barang bawaan tergeletak dalam tayangan video tersebut. Suara perekamnya menyebutkan WNI yang terlantar itu sebagian berasal dari Kabupaten Indramayu.
Baca Juga:Daging Sapi Naik, Pengusaha Ikut Naikan Harga Empal GentongJelang Pemilu 2024, Repdem Panaskan Mesin
Dalam rekaman video yang diterima oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), salah satu WNI menyampaikan permohonan bantuan secepatnya untuk penginapan maupun kebutuhan makan.
“Mohon bantuannya pak, kami di sini terlantar. Sudah tidak ada lagi biaya buat penginapan di sini, kita juga gak tahu kedepannya kaya gimana, buat makan saja kita di sini susah,” ucap salah satu CTKI melalui rekaman video tersebut.
Disebutkan pula, dari puluhan CTKI terlantar yang sangat membutuhkan bantuan itu enam orang berasal dari Kabupaten Indramayu.
“Mohon bantuannya pak untuk Pemda Indramayu dan juga yang lainnya, kami mohon bantuannya pak, kami tidak ada lagi buat biaya penginapan di sini,” sebutnya melanjutkan informasinya.
Sementara itu, Koordinator Departemen Advokasi SBMI Nasional, Juwarih mengatakan, berdasarkan laporan sementara, para CTKI itu awalnya ditawari untuk bekerja di negara Polandia.
Namun setelah menunggu dalam waktu cukup lama mereka tidak diberangkatkan oleh penyalurnya. “Tapi sudah berapa tahun, ternyata mereka tidak juga diberangkatkan,” jelasnya, Minggu (6/3).
Para CTKI itu pada awalnya menanyakan soal kelanjutan keberangkatannya ke luar negeri kepada pihak perekrut.
Baca Juga:Paksa KPM, Sejumlah E-Warong DitertibkanResmikan Jembatan di Cililin, Ridwan Kamil Apresiasi Peran Komuntas Beri Solusi Bagi Warga
Hanya saja, saat itu justru ditawari untuk bekerja dahulu ke Kamboja, bilamana ingin cepat bekerja ke luar negeri.
“Mereka ditawarkan bekerja di sebuah kasino di Kamboja, karena mereka sudah terlanjur mengeluarkan uang dan ingin cepat bekerja, makanya mereka mau,” ungkapnya.
Tapi setibanya di Kamboja, kata Juwarih, puluhan CTKI itu diamankan oleh pihak KBRI karena diduga diberangkatkan secara unprosedural.
Kemudian pihak KBRI pun menawarkan agar para CTKI itu sementara waktu tinggal di sebuah penginapan. Namun, biaya penginapannya ditanggung mandiri.