RAKYATCIREBON.ID – Nama Latar Wingking awalnya hanyalah sebagai tempat untuk berkumpul beberapa komunitas. Nama Latar Wingking diambil dari bahasa Cirebon, Latar artinya adalah halaman, dan Wingking artinya sama dengan belakang. Jadi, Latar Wingking artinya Halaman Belakang. Demikian dikatakan Jamhuri, yang juga ketua Laskar Alam Caruban, Selasa (8/3).
Dirinya menjelaskan, Latar Wingking saat ini menjadi perkumpulan multi komunitas. Mereka berasal dari komunitas seni, lingkungan, pecinta alam, serta beberapa komunitas lainnya. Pada waktu-waktu tertentu, selalu ada saja kegiatan yang dilakukan.
“Ini sebagai sarana penghubung sesama kawan-kawan komunitas. Kami juga rutin setiap hari Selasa, atau dua minggu sekali melakukan kegiatan,” ungkapnya.
Baca Juga:Pesan Terakhir Arifin Panigoro kepada Ridwan Kamil: Rumuskan Kebijakan Terbaik Bidang KesehatanTantangan Berat Penyelenggara Pemilu
Jamhuri menjelaskan, Laskar Wingking mempunyai kegiatan rutin, yaitu ngaji sejarah. Kegiatan tersebut dilakukan sejak tahun 2019 pada malam hari, dan diisi dengan kajian membedah sejarah-sejarah cirebon, dan sejarah pada umumnya. Selain itu, disediakan juga berbagai macam jajanan jadul yang sudah berlangsung sekitar 3 bulanan lalu.
“Kalau ada teman-teman komunitas yang ingin berjualan jajanan tempo dulu, silahkan saja. Tapi karena memang temanya jaman dulu, jajanan yang dijual harus jajanan jaman dahulu,” jelasnya.
Selain itu, ditempat ini juga menyediakan tempat belajar bagi anak-anak sekolah yang kembali menggali potensi permainan tradisional. Latar Wingking menyediakan permainan congklak dan permainan bambu. Saat ini tempatnya banyak dikunjungi anak-anak TK dan SD. Namun beberapa waktu lalu, sempat juga didatangi anak-anak sekolah dari luar wilayah.
“Tempatnya baru kami buka satu tahun lalu. Program selanjutnya sudah kami susun, hanya saja belum terealisasi, karena sarananya masih terbatas,” ucapnya.
Jamhuri menambahkan, digelarnya berbagai macam acara di alam terbuka, memang keinginan semua anggota komunitas. Tujuannya saat ini, masih seputar kegiatan masyarakat sekitar. Dirinya berharap, kedepan generasi muda lebih banyak lagi belajar sejarah masa lalu, dan tidak melupakan makanan, serta permainan tradisional.
“Kalau generasi muda mau belajar sejarah masa lalu, silahkan datang kesini. Kita diskusikan bersama-sama. Kami punya kawan-kawan komunitas yang sudah senior dibidangnya. Mari kita sama-sama melestarikan budaya kita,” tukasnya.