Saiful melanjutkan bahwa lembaganya memiliki data survei tingkat kepuasan publik sejak sebelum 2004. Penilaian publik atas kinerja Megawati Soekarno Putri dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden juga termonitor melalui survei yang dilakukannya secara berkala.
Hasil dari survei-survei itu menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik pada kinerja SBY kurang lebih sama dengan approval rating pada Jokowi, rata-rata 65 persen. Bahkan tingkat kepuasan pada SBY sempat mencapai angka tertinggi 81 persen.
Saiful menyatakan “walaupun approval rating pada zaman SBY kurang lebih sama dengan approval rating pada masa Jokowi, tapi itu tidak dijadikan alasan untuk penundaan Pemilu atau untuk tiga periode. Tidak ada elit atau politisi tertentu yang menggunakan fakta itu untuk kepentingan penambahan periode Pak SBY sebagai presiden.
Baca Juga:Bawa Misi Kemanusiaan, PWI Tidak Bisa Jalan SendiriMasyarakat Kota Cirebon Tunggu Aksi Kejari Bongkar Korupsi
Yang unik adalah bahwa pada masa Pak Jokowi, ini jadi lain. Tingkat kepuasan itu kemudian ditafsirkan bahwa rakyat seolah-olah pasti menginginkan Pak Jokowi lanjut kekuasaannya sebagai presiden.”
Saiful menyimpulkan bahwa tidak ada aspirasi di masyarakat agar Pemilu ditunda. Tidak ada aspirasi di masyarakat bahwa Pak Jokowi harus tiga periode. Kalau pun ada aspirasi demikian, itu bukan aspirasi umum dari masyarakat kita.
“Aspirasi yang umum adalah sebaliknya: menolak penundaan Pemilu dan menolak Pak Jokowi tiga periode,” pungkasnya.(ing)