Anak lain menceritakan bahwa kondisi ekonomi orang tuanya biasa-biasa saja. Dua anak bahkan menyebut orang tuanya hanya membuka toko di rumahnya. Dua anak lainnya menceritakan kedua orang tuanya hanya karyawan swasta.
“Saya merokok ketika ada yang mengajak saja. Kami memang sudah semacam grup band, kemana mana suka berlima,” ujar si kurus.
Sementara, di sudut lainnya, masih di wilayah area Majalengka Kota, di GGM dekat kampus sebuah perguruan tinggi, tiga anak lainnya sedang mojok sambil ngopi.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Pemda Cari Cara Jaga Harga dan Stok Kebutuhan PokokKomitmen Komisi II Tingkatkan PAD
Mereka bertiga memang tampak masih berseragam SMP. Tapi atasnya dibalut sweater dan jaket. Kerah putih dari seragam baju masih terlihat kontras dengan jaket dan switer warna hitam.
“Tak bisa merokok di area sekolah. Itu sama saja menantang guru kami. Bisa dihukum lah kalau ketahuan,” ujar pelajar berinisial TD, 15 tahun.
Mereka bertiga memang tinggal di area perkotaan Majalengka. Sekolah yang mereka tuju setiap harinya, bisa dijangkau hanya hitungan kurang dari 30 menit.
“Biar gaya saja, Kak. Lagian, guru saya ada yang merokok. Juga ayah saya,” timpal anak bersweater warna hitam.
Terpisah, tenaga pengajar, guru di salah satu sekolah tingkat pertama, Iyan Triyana mengatakan di sekolahnya memang ada larangan merokok.
Di titik-titik tertentu area sekolah tempat mengajarnya, terpampang tulisan peringatan “Area Bebas Rokok”.
Iyan sendiri termasuk guru yang suka merokok. Namun, ketika ada aturan bahwa di lingkungan sekolah tidak boleh merokok, dia sendiri sungkan melakukannya.
Baca Juga:Produk Pesantren dan UMKM Jawa Barat Dipamerkan di Mandalika, Sejumlah produk ludes terjualTim Integrated Lakukan Inspeksi di Titik Kebocoran
“Kalau saya mau merokok, paling-paling saya harus keluar dulu dari area sekolah,” ujarnya.
Ditanya tentang murid-muridnya, apakah ada yang sudah merokok di luar sekolah, Iyan menjawab kemungkinan murid merokok memang selalu ada.
“Kalau di area sekolah, saya pastikan tidak ada murid ataupun guru yang merokok. Namun, kalau di luar, bisa saja. Kita, meski guru tapi tak bisa mengawasi anak anak didik kita 24 jam,” jelasnya.
Lain halnya dengan seorang guru yang mengajar di tingkat sekolah menengah atas. Titin Kustini mengatakan, soal aturan merokok di lingkungan sekolah memang telah diberlakukan di lingkungan sekolahnya.