RAKYATCIREBON.ID – Masyarakat Kabupaten Majalengka mengaku heran dengan kondisi minyak goreng, yang tiba tiba stoknya menumpuk di sejumlah toko modern setelah dicabutnya Harga Eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter.
Padahal sebelumnya nyaris di semua toko modern maupun pasar tradisional, stok minyak sangat sulit dicari. Bahkan ketika konsumen hanya dibatasi pembelian 1 orang 1 liter minyak goreng kemasan masih sulit didapat. Namun setelah pemerintah mencabut HET, stok minyak goreng cukup banyak namun harganya yang meroket membuat masyarakat kesulitan untuk membelinya.
Hal itu seperti yang diungkapkan Irawati (45) warga Majalengka kepada Rakyat Cirebon (Jumat (18/3) kemarin. Saat harga minyak goreng masih dipatok dengan HET oleh pemerintah, dirinya harus rela antre. Bukan itu saja, dia juga tidak segan mengikuti pasar murah meski di luar kecamatan, demi mendapatkan 1 liter atau 1 kg minyak goreng murah.
Baca Juga:Perkuat Jabar-NTB Connection untuk Akselerasi Program dan Kegiatan KolaborasiPedagang di Pasar Tradisional Kelimpungan
“Coba kalau seperti kemarin saat masih ada HET, stok minyak goreng itu menumpuk seperti ini mungkin masyarakat tidak akan kesulitan,” keluhnya.
Hal senada diungkapkan Iding Jaenudin, salah seorang aktivis Majalengka yang mengaku heran dengan kondisi tersebut. Padahal kata dia, sebelumnya sejumlah toko maupun pedagang pasar selalu mengeluh keterbatasan pasokan sehingga stok minyak kurang. Namun saat harganya mahal justru minyak semakin berlimpah.
“Ini kan aneh, masa saat kemarin kesulitan dan harganya masih murah stoknya sedikit, sedangkan saat sedang mahal ternyata stoknya banyak,” ucapnya.
Sementara itu, pantauan Rakyat Cirebon di beberapa toko modern maupun minimarket, saat ini stok minyak goreng sudah mulai memenuhi rak dagangan namun harganya hampir dua kali lipat dari sebelumnya. (pai)