RAKYATCIREBON.ID – Bulan suci Ramadan tinggal menghitung hari. Kehadirannya sangat dinantikan umat Islam. Namun mulai kapan umat Islam menunaikan ibadah puasa, dan kapan tanggal 1 Ramadan ditetapkan, hingga saat ini masih menunggu keputusan Menteri Agama melalui berbagai proses yang sudah biasa dilaksanakan di lapangan.
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cirebon, Moh Ahsan mengatakan, penentuan 1 Ramadan di wilayah kantor Kemenag Kota Cirebon masih menunggu instruksi dari Kementerian Agama di pusat, terkait teknis yang harus disiapkan di daerah seperti pemantauan hilal dan sebagainya.
“Belum ada instruksi dari pusat, kita masih menunggu,” ungkap Ahsan.
Biasanya, dijelaskan Ahsan, di daerah ikut melakukan pemantauan hilal, karena pemantauan menjadi salah satu metode yang digunakan untuk menentukan tanggal satu Ramadan.
Baca Juga:Saudi Beri Kelonggaran, PPIU Tetap LesuPetinju Bara Boxing Sabet Kemenangan di 7 Kelas Sparing Season Indramayu
Sebagaimana diketahui, biasanya Kemenag menggunakan dua metode untuk menentukan tanggal satu Ramadan, yakni metode hisab dan ru’yatul hilal.
Untuk metode hisab atau perhitungan, hasil perhitungan menyatakan bahwa satu Ramadan jatuh pada tanggal dua April. Namun untuk metode ru’yatul hilal, nanti Kementerian Agama atau lembaga terkait akan melakukan pemantauan hilal di sejumlah titik. Dan biasanya di Cirebon ada satu titik yang dijadikan lokasi untuk memantau hilal.
Khusus di Cirebon, kata Ahsan, Ru’yatul Hilal akan dilakukan di Pantai Baro, Gebang pada hari terakhir bulan Sya’ban menurut hasil penghitungan hisab. Karena secara kalender jatuh tanggal 2 April 2022, maka pemantauan hilal dilakukan di tanggal 1 April.
“Jadi seperti biasa, ada dua metode, Ru’yatul Hilal dan Hisab. Di kita ada titik pemantauan hilal di Gebang,” jelas Ahsan.
Langkah terakhir, kata Ahsan, nantinya Kemenag RI akan melakukan sidang isbat, dan sidang isbat ini digelar setelah mendengarkan langsung penjelasan dari berbagai penjuru Indonesia yang sedang melakukan ru’yatul hilal.
“Titik keputusannya di sidang isbat, dasarnya dari hasil pemantauan hilal,” ujar Ahsan.
Ditambahkannya, pada Ramadan tahun lalu, semua ormas Islam besar menetapkan satu Ramadan dalam satu tanggal yang sama. Oleh karena itu, pada tahun ini, metode apapun yang digunakan untuk penentuan, diharapkan satu Ramadan kembali bisa ditetapkan seragam. Sehingga semua umat Islam di Indonesia bisa mulai menjalankan ibadah puasa dalam satu tanggal yang sama.