“Dari luar Jawa, kita mengangkut sayuran. Sopir tersiksa sekali. Harus beberapa kali berhenti di SPBU. Ini kejadian luar biasa. Jangan sampai berlarut-larut. Bisa berpengaruh pada ketersediaan pangan dan pasokan barang lainnya. Beberapa hari ini solar jadi sesuatu yang sangat dibutuhkan para pengusaha angkutan,” tegasnya.
Dampak lainnya, lanjut dia, usaha jasa travel dan angkutan antar kota terhambat. Seperti kemampuan mengangkut penumpang jadi berkurang, waktu banyak dihabiskan para sopir untuk mengantre solar.“Ini pasti bukan hanya dialami saya sendiri. Hal yang sama terjadi kepada seluruh pengusaha angkutan,” tandasnya.
Udin mengkhawatirkan dampak kelangkaan jika terlalu lama, akan dapat mengancam ketahanan pangan. Karena distribusi tidak lancar, bahkan kondisi seperti ini bisa menyebabkan instabilitas harga kebutuhan pangan.
Baca Juga:Dari Sidak Minyak Goreng Curah, Â Petugas Temukan Alat MencurigakanWabup Prihatin IPM Kabupaten Cirebon ke-2 dari Bawah di Jawa Barat
Dari penelusuran, kelangkaan ini diakui petugas SPBU sebagai dampak berkurangnya pasokan Pertamina. Di antaranya menyebutkan pasokan rutin 12.000 liter solar setiap dua hari, tiba-tiba berkurang. Petugas lainnya beralasan, pengiriman rutin harian dari Pertamina tiba-tiba mangkrak.
“Normalnya setiap hari kita ada kiriman. Namun belakangan ini, pengiriman jadi dua hari sekali. Selasa ini kosong, nah besok Rabu ada pengriman. Besok pun diperkirakan habis cepat. Biasanya ada antrean mulai pagi hari,” ujar salah satu petugas SPBU. (wan)