RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Ceng Beng atau tradisi nyekar bagi etnis Tionghoa di Cirebon jadi agenda tahunan kekeluargaan. Betapa tidak, pada momen yang diperingati setiap 5 April ini sanak saudara berkumpul di pusara leluhur untuk berdoa bersama.
Di momen itu tercipta komunikasi dan canda tawa dibalut rasa kekeluargaan. Ceng Beng atau bisa juga di sebut sebagai hari terang benderang. Karena hari itu mereka membersihkan atau menyapu kuburan nenek moyang warga Tionghoa dan menghiasinya. Sebagai tanda bakti kepada leluhur.
“Untuk orang Tionghoa, perayaan ini dilakukan untuk mengingat dan menghormati nenek moyang. Setiap orang berdoa di depan nenek moyang, menyapu pusara dan bersembahyang dengan makanan, teh, arak, dupa, kertas sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan kepada nenek moyang,” ujar Jeremy Huang, pegiat budaya Tionghoa asal Cirebon, kemarin.
Baca Juga:Buka Forum Musrenbang RKPD, Bupati: Membangun Sinergitas Semua PihakTak Mau Kalah Lagi seperti Pilkada 2020
Jeremy mepanjutkan, upacara ini sangat penting bagi kebanyakan orang Tionghoa, terutama petani, dan biasanya dapat dilaksanakan 10 hari sebelum atau sesudah hari Ceng Beng. Pada saat itu, orang melakukan tamasya keluarga, mulai membajak sawah pada musim semi. Hal populer lain yang melakukan adalah memainkan layang-layang (dalam berbagai bentuk binatang, atau karakter dari Opera Cina.
“Di Tiongkok China biasanya, para petani Tionghoa melaksanakan upacara ini 10 hari sebelum atau sesudah hari Qing Ming. Saat bertepatan di hari Qing Ming, biasanya orang-orang bepergian untuk bertemu dengan anggota keluarganya yang lain dan mulai membajak sawah. Selain melakukan hal-hal itu, mereka juga suka bermain layangan juga, lho, yang berbentuk binatang atau karakter dari Opera China,” kata dia.
“Jeremy melanjutkan, tradisi Ceng Beng muncul pertama kali pada era Dinasti Han (202 SM hingga 220 M). Kemudian tradisi ini menjadi familiar pada zaman Dinasti Tang (618-907 M). Ceng Beng sendiri diciptakan Kaisar Xuanzong pada tahun 732 (Dinasti Tang), sebagai pengganti upacara pemujaan nenek moyang dengan cara terlalu mahal dan rumit
“Di Cirebon tahun 1880 juga diadakan upacara Ceng Beng tiap tahun di pemakaman Ku Tiong Kali tanjung dan Sintiong Pengampaan Penggung, dulu tahun 1880-1970an warga Tionghoa yang tinggal di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Indramayu dan Majalengka dimakamkan di Ku Tiong dan Sintiong,” katanya.