RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Regenerasi penari topeng tak boleh putus. Meski dirasa tidak mudah, masih ada tokoh yang peduli nasib kelestarian tari tradisional khas Cirebon ini. Salah satunya, Elang Panji Jaya Prawira Kusuma.
Di usia yang tak lagi muda, pendiri Sanggar Seni Tari Kencana Ungu ini konsisten menularkan keterampilannya mengajari peserta didik sanggar tari-tarian. Dari tari topeng, tari wayang dan tari kreasi anak.
Buah manis dari jerih payah Elang Panji selama lebih dari setengah abad melestarikan tari tradisional, ialah regenerasi yang terus berlangsung. Sanggar seni tari miliknya telah meluluskan ratusan penari muda melalui uji tari.
Baca Juga:Kader Senior Desak Hasan Basori Mundur dari Ketua PKBZakat Fitrah Disepakati 2,8 Kg, Setara 35 Ribu
Minggu (27/3), Sanggar Seni Tari Kencana Ungu kembali menggelar uji tari bagi peserta didik sanggar. Uji tari ini merupakan yang ke-10 diikuti 29 perserta. “Ini uji tari yang ke-10 yang kami laksanakan rutin setiap tahun,” ujarnya.
Peserta uji tari menampilkan tari topeng sesuai wanda yang dipelajari. Dari tari topeng Samba, Rumyang, Tumenggung, Kelana, dan Jayengrana. Juri yang menilai terdiri dari seniman, budayawan dan akademisi.
Materi penilaian uji tari meliputi wiraga, wirama dan wirasa. Wiraga berarti raga atau penampilan gerakan para penari. Wirama adalah irama atau gerakan agar selaras untuk mencapai keharmonisan. Sedangkan wirasa adalah penjiwaan, penghayatan, dan pengekspresian gerak dalam tari.
Sejumlah seniman, budayawan, tokoh masyarakat hingga akademisi hadir dan menyaksikan ketangkasan peserta menampilkan keterampilan tarinya.
Adanya uji tari, sambung Elang Panji, bukti bahwa pendidikan tari di Sanggar Seni Tari Kencana Ungu dilakukan secara serius, meski mayoritas peserta didik berusia sekolah. Bahkan, banyak peserta didik sanggar berhasil menorehkan prestasi di lomba tari hingga tingkat nasional.
“Kami berharap, peserta didik yang telah lulus uji tari tidak berhenti belajar. Terus melancarkan gerakan tarinya dan mau meneruskan kami yang sepuh-sepuh untuk melestarikan seni tari topeng Cirebon,” tandasnya.
Tak hanya penting bagi peserta didik, para orang tua yang menyaksikan anaknya uji tari pun tak kalah antusias. Mereka kagum, bertepuk tangan, beberapa bahkan ada yang sawer melihat anaknya tampil di uji tari. Sembari mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel.