RAKYATCIREBON.ID, ALASAN tak masuk akal sehat, membuat seorang pria bernama Anang (42), warga Dusun Puhun, Desa Pangkalan, Kecamatan Ciawigebang, nekat menggorok istri hingga kritis, Senin (28/3) sekitar pukul 05:30 WIB.
Anak perempuannya yang berusia 13 tahun pun, tak luput dari ayunan sejata tajam, hingga mengalami luka di kepala.
Suarajeritan dan gaduh, membuat warga sekitar berdatangan, dan berusaha menghentikan Anang.
Baca Juga:24 Desa Ajukan Zona Tradisional CiremaiGugatan Dinilai Salah Kamar, Affiati Terkesan Hanya Mengulur Waktu
Namun tak disangka, Anang yang bekerja sebagai buruh serabutan ini, justru menyerang balik siapa pun yang mendekat. Hingga salah satu perangkat desa rela bergumul, bertaruh nyawa demi menyelamatkan warganya.
Seperti itulah, sekilas keterangan yang dirangkum Rakyat Cirebon, dari pemeriksaan Unit PPA Satreskrim Polres Kuningan dan kesaksian warga di sekitar tempat kejadian perkara.
Kapolres AKBP Dhany Aryanda, melalui Kasatreskrim AKP Muhammad Hafid Firmansyah menerangkan, jajarannya masih melakukan pemeriksaan kepada pelaku, korban dan sejumlah saksi.
Di Dusun Puhun RT 03 RW 03, Desa Pangkalan, nampak polisi sedang mengumpulkan kesaksian warga hingga Senin siang. Kepada awak media, petugas menunjukkan lokasi kamar, saat pertama kali pelaku menganiaya sang istri. Kemudian ditunjukan pula lokasi di sekitar dapur, dimana anak perempuan mengalami penganiayaan.
Pjs Kepala Desa Pangkalan, Momon Nurjaman menerangkan, untuk sementara kasus ini diduga penganiayaan.
“Sementara menurut informasi dari warga, penyebabnya adalah masalah perekonomian. Padahal beberapa hari ke belakang, si suami tersebut tak menunjukkan gejala seperti ini. Cara bertetangganya itu baik sekali,” ujarnya.
Setelah kejadian ini, Kades turut serta mendalami, penyebab pasti tindakan nekat tersebut.
Baca Juga:PT KAI Sambut Bulan Ramadan 1443 H; Ritual Cuci Lokomotif, Hingga Sosialisasi KeselamatanPSGJ Bangkit, Gandeng Pelatih asal Chile
“Salah-satu warga ada yang menceritakan, sehari sebelumnya sempat diajak ngobrol oleh pelaku. Dia minta maaf. Katanya saya pengen hidup normal begitu, kemudian tadi pagi terjadi ini,” paparnya.
Kades menduga, masalah ekonomi yang dimaksud, mungkin karena masa pandemi dan pekerjaan dengan penghasilan tak menentu.
Salah satu saksi, saat warga berusaha melerai kegaduhan, di antaranya Budiono, Kasi Ekbang di Pemerintahan Desa Pangkalan.
“Kalau awal mula terjadinya saya tidak tahu. Cuma saya dikabari Pak Kirno sama Pak Anas. Ketika saya ke lokasi dia lempar golok, terus dia bawa pisau. Diajak komunikasi sebentar dia gak nyambung. Dia langsung ngomong pak abdi mah geus nekad, sambil nusuk-nusuk pisau ke perutnya,” jelas Budiono.