RAKYATCIREBON.ID –Puluhan kendaraan pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) terjebak di jalan raya Desa/Kecamatan Balongan yang merupakan akses distribusi, Senin (28/3).
Kondisi ini disebabkan adanya pemblokiran jalan oleh warga yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Integrated Terminal Balongan (ITB).
Pantauan Rakyat Cirebon, pemblokiran jalan yang dilakukan warga itu pasca audiensi dengan pihak Pertamina yang tidak membuahkan kesepakatan atas tuntutan kompensasi pencemaran kebocoran pipa solar bawah laut di wilayah Pantai Balongan.
Baca Juga:Jelang Ramadan, Demokrat Penuhi Kebutuhan Minyak GorengWarga Balongan Dobrak Pintu Gerbang ITB
Para pengemudi kendaraan pengangkut BBM dan LPG terpaksa mematikan mesin kendaraannya karena tidak bisa melintasi satu-satunya akses tersebut.
Area Manager Communication Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan menyampaikan, meski ada unjuk rasa namun pasokan BBM dan LPG tidak terganggu dan dipastikan dalam kondisi aman. “Pasokan BBM dan LPG masih aman dan untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Terkait akses kendaraan pengangkut BBM dan LPG yang diblokir, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menghalangi kelancaran distribusi migas yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat banyak. Bahkan, ITB merupakan obyek vital nasional (obvitnas) yang memasok kebutuhan BBM dan LPG secara luas.
Disinggung tuntutan ganti rugi pencemaran kebocoran solar, pihak Pertamina sudah berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menyelesaikannya. “Selanjutnya akan dilakukan upaya dialog dan mediasi lebih lanjut,” kata dia.
Seperti diketahui, ceceran solar yang mencemari Pantai Balongan diakui Pertamina akibat terjadinya rembesan dari Submarine Pipe Line (SPL) SPM 150.000 DWT di Perairan Jetty Cargo Pelsus Balongan.
Rembesan itu terjadi ketika kapal tanker yang membawa produk BBM jenis solar melakukan proses discharging ke pipa distribusi ke tangki ITB. (tar)