RAKYATCIREBON.ID -Beras organik yang diproduksi petani di Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu semakin diminati. Bahkan, permintaan datang dari daerah lain di luar Jawa Barat.
Hanya saja para petani kewalahan untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar karena keterbatasan lahan yang ditanami padi yang dapat menghasilkan beras organik.
Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Kedokanbunder, Oyot SP membenarkan permintaan beras organik dari Kecamatan Kedokanbunder mengalami peningkatan signifikan. Bahkan permintaan dari daerah lain mencapai 200 ton per bulan. “Sayangnya permintaan cukup besar tersebut belum bisa dipenuhi oleh para petani di Kecamatan Kedokanbunder,” jelasnya, Selasa (29/3).
Baca Juga:Drama Kelangkaan Minyak Goreng Curah, Bupati Apresiasi DemokratPNM Fasilitasi Sampah Jadi Rupiah Lewat Program Bank Sampah
Dipaparkan, saat ini luas areal sawah yang ditanami padi organik di Kecamatan Kedokanbunder baru ada di 2 desa. Yaitu di Desa Jayalaksana seluas 2 hektar, dan Desa Kedokanbunder Wetan seluas 3 hektar.
Dalam pengolahannya tanpa menggunakan pupuk kimia. Adapun harga di pasaran bisa mencapai Rp17.000 hingga Rp20.000 per kilogram. Harga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras dari padi biasa.
Menurutnya, BPP Kecamatan Kedokanbunder terus melakukan pengembangan terhadap luas areal sawah yang akan ditanami padi organik.
Dari sekarang yang hanya 5 hektar, pihaknya menargetkan dalam waktu dekat bisa ada 47 hektar sawah yang ditanami padi organik.
“Diawali dengan para pengurus kelompok tani yang ada di Kecamatan Kedokanbunder terlebih dahulu,” kata dia.
Terhadap hal itu, Camat Kedokanbunder, Atang Suwandi menyatakan, peluang pemasaran beras organik sangat terbuka lebar meskipun beras organik lebih mahal dibandingkan dengan beras biasa.
Hanya saja peluang pasar tersebut belum bisa terpenuhi karena masih sedikitnya petani dan luasan sawah yang menanam padi organik.
Baca Juga:Serahkan Sertifikat Tanah, Bupati: Silahkan untuk UsahaKelompok Tani Disumbang Mesin Roasting Kopi & Gelar Pelatihan Roasting Kopi di Rumah BUMN Karawang
Dengan luas areal 5 hektar di 2 desa, beras organik yang dihasilkan baru memenuhi kebutuhan dalam daerah.
“Permintaanya sangat besar terutama dari luar daerah, tapi para petani kita baru memenuhi kebutuhan dalam daerah saja. Secara bertahap kita dorong untuk pengembangan areal sawah untuk ditanami padi organik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Sri Trusmi Desa Kedokanbunder Wetan, Waklan yang juga petani penanam padi organik mengungkapkan, permintaan pasar luar daerah tersebut datang dari daerah Yogyakarta.