Sementara itu, Sekretaris Paguyuban Jejen Fahrozi berkomitmen memperjuangkan dengan konsisten kebutuhan masyarakat akan keberadaan zona tradisional. Dirinya mengajak masyarakat KTH, pemerintah daerah, untuk mendorong bagaimana perubahan zona tradisional ini diresmikan di TNG Ciremai.
“Karena perubahan zona ini kebutuhan semua pihak, jadi bukan hanya zona tradisional, ada juga zona religi, budaya bahkan zona khusus. Jadi, dengan pertemuan kami bersama KTH kali ini, tidak usah risau, tidak usah ragu. Adanya pro kontra itu biasa. Itu yang paling utama. Tetap jaga keutuhan, karena kita sama-sama bersaudara,” terangnya.
Menurutnya, 23 KTH di Paguyuban telah terdidik selama 17 tahun, telah memahami kaidah konservasi. “Kami dari Paguyuban Silihwangi Majakuning, seluruh masyarakat Majalengka dan Kuningan mari bersama sama bahu membahu memberikan saran pandangan dan lainya. Supaya Gunung Ciremai ini bisa terkelola dengan baik, kolaburatif dan partisipatif. Selain menjaga kelestarian, tapi juga membawa manfaat untuk kesejahteraan bersama,” ajak Jejen. (bud)