RAKYATCIREBON.ID – Ruas jalan raya Arjawinangun-Gegesik di Desa Bayalangu Kidul Kecamatan Gegesik terendam banjir. Ketinggiannya mencapai 40 cm. Genangan air itu, masih terjadi hingga pukul 10.00 WIB. Akibatnya, sejumlah kendaraan yang melintas pun mogok. Terpaksa harus didorong.
“Mereka yang memaksakan diri untuk terus melintas, kendaraan seperti sepeda motor mogok,” kata warga sekitar, Sukari, Kamis (21/4).
Menurutnya, banjir yang merendam wilayah Gegesik terjadi sejak Kamis dini hari. Kisaran pada pukul 02.00 WIB dini hari. Diketahui, ketinggian air pada awal terjadinya banjir di jalan raya tersebut mencapai sekitar satu meter.
Baca Juga:IAIN Cirebon Jalani Rapat BLUPetugas Gabungan Sidak Stok Bahan Pangan
“Tadi malam (dini hari, red) sih airnya sampai segini nih mas,” ujar Sukari seraya menunjuk betis dirinya sebagai ukuran tinggi air.
Namun hingga Kamis pagi sekitar pukul 10.00 WIB, kata dia, saat dirinya kembali memantau kondisi terkini di lokasi tersebut, air hanya surut sedikit sekitar 10 cm dari ukuran sekitar satu meter.
Selain melihat kondisi terakhir banjir, ia dan rekan-rekannya sengaja datang kembali ke lokasi banjir untuk mengatur arus lalu lintas yang datang dari dua arah. Ketika sejumlah kendaraan dari arah Arjawinangun melintas, maka kendaraan dari arah Gegesik diberhentikan sementara.
“Ya diatur supaya jangan berpapasan, karena bisa menggiring air. Akibatnya nanti akan lebih banyak kendaraan mogok kalau kendaraan dari arah sebaliknya tidak distop,” kata dia.
Selain merendam jalan raya tersebut, banjir juga sudah masuk ke rumah-rumah warga desa setempat. Bahkan, salah satu SDN setempat terpaksa meliburkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) karena air masuk ke ruang sekolah.
Sementara itu, Korlap Pusdalop BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan, menyampaikan, banjir yang terjadi di wilayah Desa Bayalangu Kidul disebabkan luapan irigasi di sepanjang jalan raya tersebut. Air di saluran irigasi itu sendiri merupakan air kiriman dari sungai di selatan Arjawinangun.
“Itu kiriman dari selatan, ya dari sungai tapi saya lupa nama sungainya,” pungkasnya. (zen)