CIREBON — Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) NU Artha Berkah baru tiga tahun usianya. Didirikan saat pandemi Covid-19. Saat ini, Koperasi NU sudah berkembang cukup pesat.
Diusia ke tiga tahun, Koperasi NU ini assetnya sudah tebus diangka Rp5,5 miliar. Terdiri dari berbagai sektor. Meliputi pembiayaan dan simpanan. Setiap tahunnya, Koperasi NU terus mengalami peningkatan. Pun dengan anggotanya, terus mengalami penambahan.
“Saat ini, anggota kami sudah 1.188. Didominasi oleh warga Nahdiyin,” kata Ketua KSPPS NU Artha Berkah, H Surahman SE usai menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT), kemarin.
Di RAT ke tiga ini, koperasi NU Artha Berkah sudah membukukan Rp144 juta sisa hasil usaha (SHU) Plus. Mengalami peningkatan sebesar 33 persen dari tahun sebelumnya yang hanya diangka Rp87 juta.
Diusia ketiga tahun juga, koperasi yang lahir dari rahim NU itu, terus melakukan terobosan. Mengikuti perkembangan zaman. Teknologi digital diterapkan dalam setiap transaksi. Sangat terbuka.
“Kita sudah memaksimalkan teknologi digital. Setiap anggota saat menyetor, saat bertransaksi bisa langsung print out. Anggota bisa langsung mengecek di mobile BMT nya. Hitungannya real time. Saat itu juga. Jadi sudah sangat transparan,” tuturnya.
Kendati demikian, pemanfaatan tekhnologi digital dirasa masih belum massif. Makanya, di tahun 2023 ini, pihaknya terus konsen melakukan pengembangan. “Kami ingin, BMT Mobile ini, nantinya bisa dipergunakan oleh seluruh anggota,” katanya.
Ditahun ini pihaknya juga menargetkan ada pembukaan kantor kas. Minimal 20 kantor kas bisa terbuka. Yang tersebar di seluruh Kabupaten Cirebon. Sudah ada MoU dengan MWC NU Ciwaringin dan Karangsembung. Disana, nanti akan dibuka kantor kas perdana.
Dewan Pengawas Koperasi, KH Wawan Arwani Amin mengaku cukup gembira dengan perkembangan koperasi. Meskipun ketika melihat potensinya, masih belum maksimal. Tapi masih terus eksis selama tiga tahun ini menjadi torehan positif. Terlebih dilahirkan disaat masa perekonomian dunia sedang dilanda kesulitan.
“Tapi kita disamping eksis, kita terus tumbuh. Ini membanggakan,” kata dia.
Selaku dewan pengawas, Kang Wawan– begitu sapaan untuknya, mengarahkan agar kedepan penggerak koperasi bisa terus menjalin komunikasi dengan pengurus NU di tingkat kecamatan dan ranting. “Jadi tidak hanya pendekatan lembaga, tapi juga ke personal-personalnya. Sasarannya memang warga nahdiyin. Itu modal kita dari situ. Tapi bukan berarti harus mematok hanya ke situ,” katanya.