Gunung-gunung yang dulu ditanami padi huma kini hampir seluruhnya ditanami jagung dan cabai rawit. Sedangkan sawah ditanami bawang merah dan cabai. “Bawang merah mah dua bulan panen, harga mahal,” ujarnya.
Zaman dulu, tanam padi tidak diberikan upah karena upahnya adalah mereka diajak panen di sawah orang lain. Sebagai upahnya, mereka mendapat padi hasil panen.
Sebaliknya sekarang tanam padi diberikan upah dan makan, demikian juga saat panen diberi makan, kue, kopi, serta minuman di siang hari.
“Wajar jika sekarang tanaman padi semakin sedikit karena banyak pemilik sawah yang enggan bercocok tanam. Ketika sawah digarap orang lain, pemilik sawah harus tetap membeli pupuk dan membayar ongkos kerja sementara hasilnya minim,” ujar Cicih.
“Jadi wajar jika sekarang banyak yang beralih ke jagung atau sawahnya disewakan. Selain itu sawah sudah semakin sedikit akibat alih fungsi lahan,” sambungnya.
Menurutnya, jika kini harga beras dan gabah semakin mahal, gabah sulit diperoleh nampaknya wajar karena lahan sawah semakin sempit.
Petani yang menanam padi semakin berkurang, sementara konsumsi beras semakin tinggi karena jumlah penduduk terus bertambah. *