“Masih mending kalau gilingannya banyak, kalau hanya lima sampai 6 ton. Masih siang pekerjaan sudah selesai sementara upah kerja tetap sama, pembelian solar juga tetap sama,” ujarnya.
“Ongkos angkut untuk pengiriman beras juga demikian. Jadi kalau dihitung kerugiannya lebih besar,” kata Rastia.
Dia mengaku baru akan beroperasi lagi ketika di wilayahnya sudah memasuki musim panen, yang diperkirakan sekitar tiga minggu lagi.
Setelah musim panen, diperkirakan gabah akan melimpah karena akan banyak petani yang menjual gabahnya begitu padi dipanen.
Petani di Jatitujuh punya kebiasaan begitu panen rendeng, semua gabah dijual hanya disisakan untuk makan selama belum musim panen kedua.
Petani baru akan menyimpan gabahnya hasil panen MT II. Alasan tidak ada tempat penyimpanan serta sulit menjemur karena musim penghujan. *