Para warga tersebut, menurutnya, kebanyakan teman kelompok arisan maupun pengajian. Mereka sudah niat berangkat ke tanah suci untuk beribadah umrah sejak tiga tahun terakhir.
Uang-uang warga itu, kata Eroh, telah dititipkan secara kolektif di salah satu warga.
“Jadi ada yang teman pengajian, teman arisan, ada juga mantan jemaah haji atau umrah. Kalau saya baru,” ucapnya.
Eroh menceritakan, para jamaah tersebut berangkat bersama dirinya menggunakan bus ke Jakarta, Minggu 29 Januari 2023.
Saat itu, agen menjanjikan akan memberangkatkan rombongan ke tanah suci. Bukannya langsung menuju bandara, Eroh beserta rombongannya justru diarahkan menginap di sebuah hotel di dekat bandara.
“Saya sama jamaah lain disuruh nginap tiga hari, dari situ belum ada kecurigaan. Tiga hari itu, kita dibiayai nginapnya,” terang Eroh.
“Tapi pas hari ke-4 kita disuruh bayar sendiri, karena keberatan kita inisiatif pindah ke kontrakan di daerah Tangerang selama seminggu,” jelas dia.
Hingga hari kesepuluh, Eroh mengaku masih memiliki harapan bisa berangkat menunaikan ibadah umrah. Namun karena tak ada kejelasan kapan berangkat, para jamaah pun akhirnya kembali ke Majalengka dengan perasaan kecewa.
“Sebelum pulang kita nyari dulu tuh travelnya yang dikomandoi sama ketua rombongan, tapi gak ketemu. Akhirnya kita pulang, tapi sebelumnya lapor polisi baik di Jakarta sama di Majalengka,” katanya.
Atas insiden itu, Eroh hanya berharap, dia masih bisa berangkat untuk menunaikan ibadah umrah. Sembari pihak kepolisian bisa mengungkap para pelaku yang diketahui berjumlah dua orang, yakni dari PT Sakata yang beralamat di Nagrek, Garut.
“Semoga polisi cepat menangkap pelaku, saya sudah gemas mau tanya kenapa mereka tega nipu gitu,” ujarnya. *