RAKCER.ID – Perkembangan teknologi Internet of Thing (IoT) berpengaruh pada penggunaan SIM Card. Pelan tapi pasti, perangkat fisik yang melekat pada ponsel mulai ditinggalkan namun fungsinya tetap ada. Salah satunya dengan eSIM.
Hal itulah yang mengilhami munculnya teknologi eSIM atau Embeded SIM. Di Indonesia, eSIM belum sepopular SIM Card. Namun prediksi eSIM segera menggantikan pendahulunya muat terjadi.
Operator Smartfren jadi yang pertama meluncurkan eSIM di Indonesia. Lewat eSIM ini, pengguna ponsel memungkinkan pakai nomer ponsel tanpa SIM Card atau kartu fisik.
Baca Juga:Datang ke Cirebon, Giring Dikepung Warga KampungPasang 100 BTS Baru di Jawa Barat, Performa Smartfren Tambah Joss…
Kini, eSIM sudah dapat dipakai di beragam perangkat ponsel yang lazim digunakan di Indonesia. Mulai dari iPhone dan iPad 23 perangkat, Samsung 21 perangkat, Google Pixel 11 perangkat, Huawei 3 perangkat, Microsoft Surface 2 perangkat serta Motorola dan Oppo 1 perangkat.
Secara prinsip, eSIM merupakan kartu yang tertanam dalam motherboard ponsel. Teknologi eSIM juga memiliki kemampuan untuk menggunakan dan menyimpan banyak profil. Jika pengguna ponsel ingin mengganti jaringan karena bepergian ke luar negeri, maka tak perlu menukar kartu SIM.
Selain itu, eSIM juga memiliki dukungan telco-netral, yang akan memudahkan penggunanya mengganti status eSIM dari pasca-bayar ke pra-bayar, begitupun sebaliknya.
Dari pihak operator seluler, perangkat eSIM memunculkan kategori baru dalam hal konektifitas. eSIM bisa meningkatkan layanan operator, seperti mampu menghubungkan perangkat ponsel dengan perangkat lain yang berbasis ekosistem.
Sedangkan untuk produsen ponsel, dengan memasukkan konektivitas eSIM dalam produk mereka, maka akan menjadi elemen pembeda dalam usaha mereka. Setidaknya untuk sebuah atau beberapa produk ponsel.
Sejatinya, eSIM dapat mempermudah sistem IoT jika ingin merubah jaringan tanpa harus membongkar perangkat. Pendek kata, jika masih menggunakan kartu SIM fisik, maka butuh waktu ketika merubah jaringan dan bisa saja mengharuskan sistem untuk nonaktif sejenak.
Soal jaringan telekomunikasi, pengguna ponsel cukup melakukan pendaftaran ke operator lokal tanpa harus mencabut kartu SIM. Ini bisa menekan biaya dan waktu, karena cara manual yang dilakukan selama ini harus membeli lagi kartu SIM lokal untuk berkomunikasi, jika kita mengunjungi sebuah negara.