RAKCER.ID- Pasar properti merupakan suatu pandangan yang menyeluruh terhadap penawaran dan permintaan terhadap atribut properti atau analisa terhadap permintaan dan penawaran properti di wilayah tertentu.
Properti yang dimaksud dapat berupa real property maupun personal property Stephen F. Fanning mendefinisikan analisis pasar real estate sebagai analisis terhadap atribut-atribut produktif dari suatu bentuk real estate yang ditentukan oleh permintaan terhadap real estate dan penawaran kompetitif dari real estate pada pasar.
Properti di Jawa Barat tercatat harga properti di kota-kota besar di Jawa Barat masih lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota besar di Banten. Perbedaan bahkan terlihat lebih besar jika membandingkan harga rumah tapak.
Baca Juga:5 Tips Investasi Properti yang MenguntungkanTips Makeup Lebaran Bertahan Lama dan Anti Luntur
Pasar Properti di Jawa Barat 2023
Pasar Properti pada 2023 diprediksi mengalami pertumbuhan dibanding sepanjang 2023, sehingga Perum Perumnas menargetkan kenaikan presentase pertumbuhan pendapatan sebesar Rp1,6 triliun atau mengalami kenaikan 38 persen dari 2022.
Perum Perumnas tengah gencar melakukan penetrasi pasar properti di wilayah Jawa Barat. Segmen pasar yang diincar adalah kelas menengah ke bawah.
Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro mengatakan, lima perumahan yang sedang dikerjakan dan dipasarkan hingga sisa akhir tahun ini terus dikebut. Hal tersebut dalam upaya meningkatkan capaian penjualan di Jawa Barat.
Salah satu kebijakan pemerintah yang diterapkan dengan cukup baik adalah stimulus Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Buktinya, akibat stimulus ini mampu mendongkrak properti komersial hingga 20%. Tidak heran, banyak pengembang termasuk di DPD REI Jabar yang berharap stimulus ini bisa diperpanjang.
PT Kesuma Agung Selaras (KAS) merupakan salah satu pasar properti di Jawa Barat yang sempat mengalami penurunan penjualan, hingga akhir November terjual 130 unit.
Hal ini dikarenakan efek dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan berhentinya stimulus dari pemerintah di sektor properti jadi salah satu penyebab turunnya daya beli.
Sebelumnya pemerintah memberikan kemudahan dengan memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 % yang terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat.
Baca Juga:Harga Properti di Jawa Barat Naik atau Turun? Cek Faktanya di siniHarus Tau 8 Golongan Penerima Zakat
Pasar Properti di Jawa Barat selanjutnya yaitu Pasar rumah tapak di Jawa Barat Rumah tapak diproyeksikan masih akan mendominasi pasar residensial meskipun permintaan perumahan tahun ini diprediksi melambat.