- Terapi keluarga
Terapi ini melibatkan anggota keluarga dan bertujuan untuk meningkatkan komunikasi, mengurangi konflik, dan membantu keluarga mendukung individu yang mengalami depresi.
Terapi keluarga ini adalah salah satu bentuk terapi yang paling singkat yang bisa dilakukan, dalam terapi ini peranan semua anggota keluarga sangat penting untuk kesembuhan sang penderita depresi.
Terapi keluarga ini juga bisa dengan cara memperbaiki hubungan antar anggota keluarga satu sama lain, namun tidak semua anggota keluarga mau berpartisipasi dalam terapi keluarga teraebut.
Baca Juga:CATAT! Jadwal dan Lokasi Kajian Ramadhan 2023 di Jawa Barat yang Wajib di Hadiri4 Tips Mempersiapkan Diri untuk Mengikuti Kajian Ramadhan dengan Baik
- Terapi psikodinamik
Terapi ini bertujuan untuk membantu individu mengidentifikasi masalah psikologis yang mendasari depresi mereka, serta membantu mereka memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri.
Terapi psikodinamika merupakan terapi wicara yang dilakukan oleh profesional medis untuk membantu pasien mereka menemukan kelegaan dan mencapai solusi. Melalui terapi psikodinamika ini, orang tersebut dapat memahami pikiran, perasaan, dan konflik yang berkontribusi pada perilakunya.
Terapi ini bertujuan untuk membantu orang untuk dapat lebih memahami motivasi yang diberikan untuknya terkadang ini berpengaruh untuk cara berpikir, merasa dan bertindak.
Terapi psikodinamika efektif untuk berbagai gejala kesehatan mental, termasuk depresi, kecemasan, panik dan penyakit fisik yang berhubungan dengan stres dan depresi.
- Terapi obat-obatan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan antidepresan untuk membantu mengatasi depresi, terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres dan depresi.
Namun, obat-obatan harus diambil dengan pengawasan medis dan tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya bentuk pengobatan.
Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), serta rekomenasi atau alternatif terapi.